SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Guru Indonesia dan Tantangan Baru: Momentum Transformasi Bersama Universitas Terbuka

Guru Indonesia dan Tantangan Baru: Momentum Transformasi Bersama Universitas Terbuka

Dr. Romi Siswanto, M.Si, Direktur UT Pontianak.[HO-Pribadi]

Guru Indonesia memasuki era baru yang penuh tuntutan sekaligus peluang, terutama setelah diberlakukannya Model Kompetensi Guru terbaru yang menegaskan pentingnya kemampuan pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian secara lebih mendalam. Kebijakan ini hadir sejalan dengan tema Hari Guru Nasional 2025 “Guru Hebat, Indonesia Maju,” ketika dunia pendidikan bergerak cepat dan kompleksitas ruang kelas semakin tinggi.

Oleh: Dr. Romi Siswanto, M.Si

Gawai dan dunia digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan siswa sehari-hari sehingga memengaruhi cara mereka belajar, berinteraksi, dan membangun fokus. Guru tidak lagi sekadar pengajar, melainkan fasilitator, mentor, komunikator, sekaligus penjaga nilai moral di tengah perubahan sosial yang berlangsung sangat cepat. Tantangan yang mereka hadapi semakin berat, mulai dari merancang pembelajaran yang relevan, menumbuhkan literasi digital, berkolaborasi dengan orang tua, hingga memastikan anak tetap mampu berpikir kritis di tengah derasnya arus informasi glibal.

Namun, di balik segala tantangan itu, terbuka peluang besar bagi guru untuk berkembang ketika mereka mendapatkan dukungan yang tepat dari institusi pendidikan tinggi yang memahami ritme kerja mereka. Universitas Terbuka menjadi mitra strategis yang menghadirkan ruang seluas-luasnya bagi guru untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tanpa harus meninggalkan tugas mengajar.

Pada momentum Hari Guru Nasional 2025, sudah saatnya kita menyadari bahwa transformasi pendidikan hanya dapat terjadi apabila guru diberi akses, kesempatan, dan dukungan penuh, karena masa depan pendidikan Indonesia akan selalu kembali pada kualitas dan ketangguhan para pendidiknya.

Guru-guru di lapangan memahami betul bahwa dinamika pembelajaran hari ini jauh berbeda dibandingkan satu dekade lalu. Anak-anak datang ke sekolah dengan kemampuan digital yang kuat, namun tidak selalu memiliki kemampuan literasi yang memadai untuk memilah dan memahami informasi.

Kondisi ini membuat guru harus bekerja dua kali lebih keras, bukan hanya mengajarkan materi, tetapi juga membimbing cara berpikir, cara bersikap, dan cara menggunakan teknologi secara bijak. Mereka dituntut menguasai kompetensi yang lebih kompleks: memahami karakter siswa, merancang asesmen yang manusiawi, hingga membangun komunikasi positif dengan orang tua dan masyarakat.

Dengan tekanan kurikulum, tuntutan administrasi, serta perubahan psikologis yang dihadapi siswa, guru memerlukan ruang belajar baru yang lebih fleksibel, adaptif, dan tidak membebani.

Di sinilah pentingnya menghadirkan ekosistem pendidikan tinggi yang tidak saja akademis, tetapi juga empatik terhadap realitas kerja guru. Universitas Terbuka menjawab kebutuhan itu melalui model pendidikan jarak jauh yang memungkinkan guru tetap mengajar sambil meningkatkan kompetensinya. UT menjadi jembatan antara idealisme kebijakan nasional dan kebutuhan nyata guru di akar rumput, memastikan transformasi pendidikan benar-benar terjadi secara merata.

Dalam konteks penerapan Model Kompetensi Guru 2023, peran Universitas Terbuka menjadi semakin strategis. Pendekatan pembelajaran jarak jauh yang fleksibel memungkinkan guru belajar kapan saja dan di mana saja tanpa harus meninggalkan kelas.

Selain menyediakan program studi yang relevan, UT juga membangun ekosistem pembelajaran digital modern: bahan ajar elektronik, tutorial online, serta ujian berbasis sistem yang mudah diakses. Fasilitas-fasilitas ini membantu guru membentuk kebiasaan belajar mandiri, kompetensi yang sangat sejalan dengan tuntutan profesional guru masa kini. Ketika guru mampu mengatur ritme belajarnya sendiri, mereka bukan hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga aktor perubahan yang memahami esensi transformasi pendidikan.

Dengan jangkauan layanan yang meliputi seluruh Indonesia, UT memberi kesempatan bagi guru di daerah terpencil, pulau terluar, hingga kawasan 3T untuk memperoleh mutu pendidikan tinggi yang sama dengan mereka yang berada di kota-kota besar. Karena itu, kontribusi UT bukan sekadar menyediakan pendidikan tinggi, tetapi juga menghapus kesenjangan kompetensi guru di seluruh negeri.

Dampak kehadiran Universitas Terbuka semakin terasa ketika sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran berbasis proyek, literasi digital, dan pendekatan yang menuntut kreativitas guru dalam mengelola kelas. Banyak guru mengakui bahwa kemampuan mereka dalam merancang kegiatan belajar, memahami karakter siswa, dan memanfaatkan teknologi meningkat setelah mengikuti kuliah atau pelatihan yang diselenggarakan UT.

Hal ini membuktikan bahwa kebijakan penguatan kompetensi tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan sistem pendidikan tinggi yang progresif dan terjangkau. UT menunjukkan bahwa modernisasi pendidikan tidak selalu harus mahal, karena yang lebih penting adalah ketersediaan layanan pendidikan yang inklusif, fleksibel, dan berpihak kepada para pendidik. Ketika guru difasilitasi, dihargai, dan diberi ruang untuk bertumbuh, mereka lebih percaya diri menghadapi perubahan kurikulum dan tantangan digital yang semakin cepat.

Inilah hakikat transformasi pendidikan yang memberikan daya kepada guru untuk berkembang, bukan membebani dengan tuntutan tanpa solusi. Dengan peran aktif UT yang terus mendorong inovasi serta pemerataan akses pendidikan, Indonesia memiliki peluang besar untuk melahirkan generasi guru yang kompeten, adaptif, dan siap memimpin pembelajaran masa depan. Sesuai semangat Hari Guru Nasional 2025, guru hebatlah yang akan menggerakkan Indonesia maju.

Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2025

*Penulis Adalah Direktur UT Pontianak

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan