Cerita Agus Nurdiansyah, Veteran Asal Pontianak yang Bertugas di Medan Konflik Timur Tengah
Pontianak (Suara Kalbar) Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025, kisah perjuangan tak hanya datang dari medan perang kemerdekaan, tetapi juga dari medan perdamaian dunia.
Salah satunya adalah Agus Nurdiansyah (42), veteran perdamaian asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang pernah bertugas dalam misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timur Tengah.
Pada tahun 2001, Agus tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) dan ditempatkan di Nakura, kota kecil di perbatasan antara Israel dan Lebanon. Dalam misi tersebut, ia bersama pasukan lainnya bertugas menjaga stabilitas keamanan di wilayah yang rawan konflik bersenjata.
“Kami ditugaskan sebagai peacekeeper di sana. Tugas-tugas perdamaian ini berasal dari markas besar UNIFIL, salah satu misi PBB di wilayah Timur Tengah antara Israel dan Lebanon,” ujar Agus.
Selama dua tahun bertugas, Agus hidup di tengah situasi berbahaya yang dipenuhi ancaman. Ledakan bom, serangan mortir, hingga tembakan sniper menjadi keseharian yang harus dihadapi.
“Tiap hari diwarnai ledakan, bidikan sniper. Banyak kawan-kawan yang gugur, ada yang kena ranjau, ada yang terguling kendaraan taktis. Mereka gugur sebagai pahlawan,” ujarnya.
Meski berada di tengah bahaya, Agus tak gentar. Baginya, tugas perdamaian bukan sekadar menjaga keamanan, tetapi juga membawa misi kemanusiaan dan memperkenalkan nilai budaya Indonesia kepada dunia.
“Kami selalu membawa budaya budi pekerti. Sopan santun, saling menghargai sesama manusia. Itu membuat kami diterima baik di sana. Mereka bersikap ramah karena melihat kita datang dengan niat baik,” jelasnya.
Sebagai prajurit muda kala itu, jiwa petualangan dan keyakinan spiritual menjadi pegangan Agus dalam menjalankan misi.
“Saya memang suka berpetualang. Sebagai seorang muslim, ya tawakal saja. Namanya juga berbuat baik, kalau niatnya baik ya jangan takut,” katanya.
Kini, setelah kembali ke tanah air, Agus aktif sebagai Kepala Biro Bantuan Hukum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalimantan Barat. Ia juga membina generasi muda untuk terus menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
“Para pembela dan senior kita satu per satu berpulang. Kalau tidak ada kami, siapa lagi yang meneruskan jiwa perjuangan ini? Semangat nasionalisme ’45 itu penting untuk selalu mengingatkan kita pada semangat kebangsaan,” pungkasnya.
Penulis: Meriyanti
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




