SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Otomotif VinFast Pilih Sewa Baterai, Bukan Perang Harga di Pasar Mobil Listrik Indonesia

VinFast Pilih Sewa Baterai, Bukan Perang Harga di Pasar Mobil Listrik Indonesia

Persaingan mobil listrik memanas, VinFast justru tawarkan sewa baterai agar harga lebih terjangkau tanpa ikut perang diskon demi ekosistem berkelanjutan. (VinFast Indonesia/DOK)

Jakarta (Suara Kalbar)- Persaingan mobil listrik di Indonesia belakangan kian panas dengan maraknya perang harga. Produsen saling berlomba menurunkan banderol, menawarkan diskon besar, hingga meluncurkan model murah demi menarik minat konsumen. Strategi ini dipicu oleh derasnya insentif pemerintah, masuknya pemain asal China dengan mobil berharga rendah, serta tingginya sensitivitas konsumen terhadap harga awal kendaraan.

Namun, dampak dari perang harga tak selalu positif. Di satu sisi, konsumen diuntungkan karena bisa mendapatkan mobil listrik dengan harga lebih rendah. Di sisi lain, kompetisi agresif berisiko menekan margin produsen, melemahkan layanan purna jual, hingga menimbulkan ketidakpastian harga di pasar mobil bekas.

Beberapa pelaku industri bahkan mengingatkan bahwa praktik ini bisa merusak ekosistem kendaraan listrik dalam jangka panjang. Melihat situasi tersebut, VinFast memilih jalur berbeda.

VinFast VF3 mendapatkan penghargaan dari Carvaganza Editor's Choice Awards 2025. - (VinFast Indonesia/DOK)
VinFast VF3 mendapatkan penghargaan dari Carvaganza Editor’s Choice Awards 2025. – (VinFast Indonesia/DOK)

Alih-alih ikut perang harga, produsen asal Vietnam ini menawarkan skema sewa baterai untuk membuat harga mobil listrik lebih terjangkau. “Daripada perang harga, kami lebih memilih memberikan solusi. Dengan skema sewa baterai, konsumen bisa membeli mobil dengan harga lebih terjangkau,” kata CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarmo, Rabu (24/9/2025).

Skema ini memungkinkan konsumen membeli mobil tanpa baterai dengan harga jauh lebih murah. Sebagai contoh, VinFast VF 3 dengan baterai dijual Rp 209 juta, sementara dengan opsi sewa baterai harganya hanya Rp 145 juta. Selain itu, konsumen mendapat jaminan baterai selalu dalam kondisi prima, sehingga mengurangi risiko biaya perawatan mahal.

“Gap penjualannya sangat besar dan menguntungkan konsumen yang memang masih  sedikit khawatir dengan masalah harga,” ucap Kariyanto.

Langkah ini dianggap lebih berkelanjutan dibanding sekadar banting harga. VinFast menekankan bahwa tantangan terbesar adopsi EV bukan hanya harga jual, tetapi juga pemahaman publik terhadap ekosistem kendaraan listrik. Karena itu, perusahaan aktif melakukan edukasi melalui strategi pemasaran, kerja sama dengan key opinion leader, serta berbagai aktivitas sosialisasi.

“Kami ingin membawa VinFast lebih dekat ke target market, termasuk generasi muda. Mereka mungkin belum membeli sekarang, tetapi ketika saatnya tiba, mereka sudah akrab dengan merek VinFast,” ujar Kariyanto.

Dengan menggabungkan model bisnis inovatif dan fokus edukasi pasar, VinFast berharap bisa membangun kepercayaan konsumen. Perusahaan optimistis strategi ini akan mendukung pencapaian target dua juta kendaraan listrik di Indonesia, bukan sekadar lewat perang harga, melainkan melalui ekosistem yang sehat dan berkelanjutan.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan