Harga Capai Rp 25 Ribu, Pontianak Barat Langka Gas LPG 3 Kilogram
Pontianak (Suara Kalbar) – Gas elpiji (LPG) bersubsi seberat 3 kilogram (kg) diduga mengalami kelangkaan di sejumlah daerah termasuk di Gang Sadpraja, Komyos Sudarso, Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kondisi ini diketahui sudah dirasakan masyarakat sejak sebelum bulan puasa 2025, namun dalam sepekan terakhir ini kelangkaan diduga semakin parah.
Pemilik toko setempat, H. Ismail, mengatakan biasanya warga bisa membeli gas dalam jumlah 10 hingga 15 tabung. Namun, akibat kelangkaan ini pembelian terpaksa dibatasi maksimal 3 tabung untuk setiap warga agar terbagi rata.
“Kalau dulu tidak langka, banyak yang bisa didapat. Sekarang paling cuma dua atau tiga. Jadi kalau jual pun harus lihat mana yang benar-benar perlu. Harganya juga naik, kalau langka paling murah Rp 24 ribu, ada juga yang lebih,” ujar H. Ismail, pada Jumat (12/09/2025).
Ia menambahkan, kondisi tersebut sangat menyulitkan pedagang maupun warga. Selain stok terbatas, harga gas juga tidak menentu, bahkan sering kali lebih tinggi dari harga normal yang berkisar Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per tabung.
Kesulitan serupa dialami Wahid, seorang warga sekaligus pengguna gas elpiji 3 kg. Ia mengaku pernah kehabisan gas saat sedang memasak nasi sepulang kerja. Namun, tidak menemukan tabung di toko langganannya, ia terpaksa berkeliling hingga ke kawasan Sungai Jawi yang berjarak sekitar 10 kilometer dari rumahnya.
“Saya beli di toko biasa tak ada, keliling sampai TPI pun tak ada. Akhirnya dapat di Sungai Jawi dengan harga Rp 25 ribu. Bayangkan, lapar, masak nasi gas habis, cari susah, itu sangat menyusahkan,” keluh Wahid.
Menurut Wahid, gas 3 kg merupakan kebutuhan utama yang sulit digantikan. Ia menilai kenaikan harga dan kelangkaan yang berlarut-larut ini membuat masyarakat resah. Bahkan, ada sebagian warga yang mulai mempertimbangkan untuk beralih ke kompor minyak.
Terjadinya kelangkaan gas bersubsidi ini, membuat Wahid berharap pemerintah dapat segera turun tangan untuk mencari solusi.
“Kalau ada problem cepatlah dicari solusinya, jangan sampai berlarut. Usahakan jangan sampai masyarakat beralih pakai kompor minyak, karena gas susah dicari,” pungkas Wahid.
Penulis: Syahrul Barokah/Maria
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





