Dominasi Tesla di Pasar Mobil Listrik AS Mulai Luntur
Jakarta (Suara Kalbar)- Selama satu dekade terakhir, membeli mobil listrik di Amerika Serikat (AS) identik dengan membeli Tesla. Perusahaan yang dipimpin Elon Musk itu pernah menguasai lebih dari 80% penjualan kendaraan listrik (EV). Namun, dominasi tersebut kini semakin tergerus.
Dilansir dari Arena EV, Kamis (11/9/2025), data terbaru dari Cox Automotive mencatat pangsa pasar Tesla di AS turun menjadi hanya 38% pada Agustus 2025. Ini menjadi kali pertama Tesla merosot di bawah 40% sejak Oktober 2017, saat mereka baru memproduksi kendaraan massal Model 3.
Penurunan ini terjadi justru ketika pasar mobil listrik sedang tumbuh pesat. Banyak konsumen bergegas membeli EV sebelum insentif pajak federal senilai US$ 7.500 berakhir pada akhir September 2025, sehingga memicu lonjakan penjualan.
Namun, tren positif itu tidak dirasakan Tesla. Pada Juli 2025, penjualan mobil listrik secara keseluruhan naik 24%, sementara Tesla hanya tumbuh 7%. Tren berlanjut di Agustus 2025, ketika pasar naik 14%, tetapi Tesla hanya mencatat kenaikan 3,1%.
Kondisi ini menunjukkan perubahan besar. Produsen seperti Ford, Hyundai, Kia, hingga Toyota, berhasil merebut pasar dengan meluncurkan model baru dan menawarkan promo menarik.
Di sisi lain, lini produk Tesla mulai dianggap ketinggalan zaman. Peluncuran besar terakhir adalah Cybertruck pada 2023 yang menuai pro-kontra, tetapi gagal menandingi popularitas Model 3 atau Model Y. Penyegaran Model Y pun dianggap tidak cukup memikat konsumen. Alih-alih menghadirkan model EV baru yang terjangkau, Tesla justru mengalihkan fokus ke proyek robot humanoid dan robotaxi, yang belum menjawab kebutuhan konsumen saat ini.
“Sebagai perusahaan mobil, tanpa produk baru, pangsa pasar Anda akan mulai menurun,” kata Stephanie Valdez Streaty, analis industri di Cox Automotive.
Angka penjualan Tesla memperlihatkan penurunan cepat. Pada Juni 2025, Tesla masih menguasai 48,7% pasar AS, turun jadi 42% pada Juli 2025, lalu merosot lagi ke 38% pada Agustus 2025. Kondisi serupa juga terjadi secara global sejak 2023, dengan penurunan penjualan hingga 40% di Eropa.
Sumber: Beritasatu.com
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





