SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Kalbar FKUB Kalbar Silaturahmi di Keuskupan Agung Pontianak, Pastor Pius Kupas Ritus dan Hirarki Gereja Katolik

FKUB Kalbar Silaturahmi di Keuskupan Agung Pontianak, Pastor Pius Kupas Ritus dan Hirarki Gereja Katolik

Suasana kebersamaan terasa hangat saat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat menggelar kegiatan silaturahmi kerukunan di Keuskupan Agung Pontianak pada Rabu (20/8/2025). SUARAKALBAR.CO.ID/ist

Pontianak (Suara Kalbar) – Suasana kebersamaan terasa hangat saat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat menggelar kegiatan silaturahmi kerukunan di Keuskupan Agung Pontianak pada Rabu (20/8/2025).

Agenda yang bertujuan mempererat tali persaudaraan antarumat beragama tersebut menghadirkan paparan dari Pastor Pius Barces, CP, yang mengupas tuntas seluk-beluk ritus dan hierarki dalam Gereja Katolik.

Dalam penjelasannya di hadapan para pengurus FKUB Kalbar, Pastor Pius menegaskan bahwa Gereja Katolik secara global memiliki keragaman ritus. “Gereja Katolik terdiri dari 22 ritus,” ungkapnya.

Selain Ritus Barat atau Ritus Romawi yang banyak dianut di Indonesia, terdapat pula 21 ritus Timur seperti Malabar, Koptik (Mesir), Maronit, dan Antiokena.

Ia menerangkan, ritus-ritus Timur tersebut pada awalnya berdiri sendiri tanpa mengakui otoritas Paus.

“Namun mereka kemudian kembali ke pangkuan Gereja Katolik, dan Paus menghormati aturan serta liturgi yang telah mereka jalankan sejak lama,” jelas Pastor Pius.

Salah satu perbedaan mendasar yang dipaparkan adalah soal aturan pernikahan imam. Di 21 ritus Timur, imam diperbolehkan menikah dengan ketentuan harus sudah menikah sebelum ditahbiskan. Namun, jika istrinya wafat, mereka tidak diperkenankan menikah kembali. Berbeda dengan Ritus Barat yang sejak abad ke-11 menetapkan selibat atau tidak menikah bagi para imam.

Lebih lanjut, Pastor Pius memaparkan struktur hierarki dalam Gereja Katolik.

“Pemimpin tertinggi adalah Paus, kemudian Uskup Agung, dan Uskup. Diakon dan Imam juga termasuk dalam hierarki, dengan pastor paroki sebagai garda terdepan yang berhadapan langsung dengan umat,” tuturnya.

Ia menambahkan, bruder dan suster, meskipun berpendidikan tinggi, memiliki peran berbeda dari imam. Mereka tidak dapat menjadi pastor paroki karena tugas utama lebih difokuskan pada karya murni, seperti pelayanan di rumah sakit atau dunia pendidikan.

Kegiatan silaturahmi FKUB Kalbar ini diapresiasi sebagai ruang dialog yang memperdalam pemahaman antarumat beragama. Dengan adanya paparan tersebut, diharapkan tercipta saling pengertian yang lebih kuat dalam menjaga kerukunan di Kalimantan Barat.

Penulis: Lidia/r

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar
Bagikan:

Iklan