Dukung Transisi Energi, Kalbar Luncurkan Konverter Kit Ramah Lingkungan
Pontianak (Suara Kalbar) – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) bersama inovator lokal resmi memperkenalkan Konverter Kit Amin Bengas, sebuah teknologi yang dapat mengubah mesin berbahan bakar minyak (BBM) menjadi mesin berbahan bakar gas (BBG).
Inovasi ini dinilai lebih hemat, ramah lingkungan, dan menjadi jawaban atas kebutuhan efisiensi energi di Indonesia.
Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan, menyampaikan dukungan penuh terhadap penggunaan konverter kit tersebut. Menurutnya, teknologi ini mampu menekan biaya operasional hingga 50 persen, sehingga sangat bermanfaat bagi nelayan, petani, hingga pelaku UMKM.
“Saya sudah mencoba langsung, tidak ada bedanya dengan bensin atau pertalite. Karena itu saya minta segera dipatenkan supaya tidak diklaim orang lain. Ini karya putra Kalbar yang layak mendunia,” ujar Krisantus saat peluncuran di Pontianak, pada Rabu (27/08/2025).
Ia menambahkan, perangkat ini sederhana dan praktis sehingga dapat digunakan pada berbagai mesin bensin empat tak, termasuk speedboat nelayan maupun kendaraan angkutan ringan. Pemprov Kalbar pun berkomitmen mendukung sosialisasi agar pemanfaatannya semakin meluas.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, Frans Zeno, mengungkapkan bahwa konverter kit ini telah dikembangkan lebih dari 10 tahun dan kini sudah masuk generasi ke-9.
“Dengan satu tabung gas 5 kilogram non-subsidi, setara 19–20 liter pertalite, nelayan bisa menghemat hingga 55 persen. Inovasi ini juga mengurangi ketergantungan pada BBM bersubsidi, sehingga lebih efisien, lingkungan lestari, dan ketahanan energi semakin kuat,” katanya.
Ia menegaskan, manfaat teknologi ini tidak hanya untuk nelayan, tetapi juga petani dan UMKM di pedalaman. Mesin berbahan bakar gas bahkan sudah digunakan masyarakat untuk transportasi ke ladang sekaligus menangkap ikan.
Dari sisi akademisi, Dradjad Irianto, Guru Besar ITB, menilai konverter kit ini sebagai langkah nyata menuju transisi energi.
“Efisiensi penggunaan gas luar biasa, nelayan bisa menghemat ratusan ribu rupiah per bulan. Inovasi ini juga sejalan dengan Paris Agreement 2015 dan target Indonesia mencapai net zero emission 2060,” jelasnya.
Dradjad menambahkan, konverter kit dapat dipasang tidak hanya pada mesin baru, tetapi juga terbukti mampu menghidupkan kembali mesin lama di kampung nelayan.
“Ini membuktikan konverter kit teruji. Apalagi bila dipasang di mesin baru, tentu efisiensinya lebih tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, inovator Amin memilih Kalbar sebagai lokasi peluncuran pertama karena besarnya potensi transportasi air dan aktivitas ekonomi berbasis speedboat.
“Tabung LPG 5 kilogram terbukti menghemat hingga 55 persen biaya operasional. Program ini kami sebut Tuntung—semuanya untung: masyarakat hemat, pemerintah kurangi subsidi, Pertamina tetap untung, dan swasta bisa terlibat,” jelasnya.
Amin menekankan bahwa teknologi ini telah diuji lebih dari 10 tahun tanpa ada insiden. Fitur keamanan seperti regulator dan katup pengaman juga sudah memenuhi standar.
Selain nelayan, konverter kit ini juga dapat dikembangkan untuk mesin pertanian, pompa air, hingga penggilingan padi. Pemanfaatannya pada speedboat bahkan dinilai mendukung sektor pariwisata dan olahraga air.
“Kalbar jangan hanya jadi lokasi uji coba, tapi bisa menjadi pusat produksi teknologi ini,” tegasnya.
Peluncuran konverter kit ini menjadi momentum penting kolaborasi pemerintah daerah, akademisi, dan inovator lokal dalam mendorong efisiensi energi, memperkuat ketahanan energi, serta memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat Kalbar.
Penulis: Maria
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





