SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Pengangguran Sarjana Tembus Satu Juta, Pemerintah Genjot Reskilling Hadapi Disrupsi Digital

Pengangguran Sarjana Tembus Satu Juta, Pemerintah Genjot Reskilling Hadapi Disrupsi Digital

Jumlah pengangguran dari kalangan sarjana di Indonesia kini telah menembus angka lebih dari satu juta orang. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mempercepat program reskilling dan upskilling guna menghadapi tantangan disrupsi digital yang semakin nyata. (Antara/Aprillio Akbar)

Jakarta (Suara Kalbar)- Lebih dari satu juta sarjana di Indonesia kini tercatat sebagai pengangguran. Situasi ini memaksa pemerintah untuk mempercepat upaya peningkatan dan pengalihan keterampilan (reskilling dan upskilling) demi menghadapi gelombang disrupsi digital yang kian meluas.

Direktur Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Nur Hygiawati Rahayu, mengungkapkan bahwa transformasi digital telah menjadi salah satu fokus utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. Menurutnya, perubahan signifikan dalam dunia kerja menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan menguasai teknologi.

“Ketika kita bicara transformasi digital, itu bukan hanya soal teknologi dan infrastruktur, tetapi juga kesiapan SDM yang mampu menguasai teknologi,” ujarnya dalam program “Investor Daily Talk”, Jumat (18/7/2025).

Nur menegaskan, banyak jenis pekerjaan mulai tergantikan oleh otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) sehingga penting bagi tenaga kerja untuk beradaptasi melalui pelatihan keterampilan baru (reskilling) atau peningkatan keterampilan di bidang yang sama (upskilling).

“Kalau pekerjaannya tergantikan dan harus alih profesi, itu reskilling. Kalau tetap di bidang yang sama, tetapi perlu peningkatan kompetensi, itu upskilling,” jelasnya.

Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan peta jalan ketenagakerjaan hingga 2045 yang mempertimbangkan tiga tren utama, yaitu kemajuan teknologi, transisi menuju ekonomi hijau, dan perubahan demografi. Dalam kerangka ini, pelatihan-pelatihan kerja akan diarahkan sesuai kebutuhan pasar kerja masa depan.

Nur juga menyinggung tentang Visi Indonesia Digital 2045, yang menjadi payung strategis pengembangan SDM digital di Indonesia, termasuk integrasi sektor ketenagakerjaan ke dalam transformasi digital nasional. “Potensi bonus demografi kita besar. Namun, kalau SDM-nya tidak adaptif terhadap teknologi, potensi itu bisa jadi beban,” tegasnya.

Oleh karena itu, pemerintah terus mempercepat pelatihan kerja berbasis teknologi agar lulusan perguruan tinggi dan angkatan kerja muda tidak tertinggal dalam era digital. “Keahlian berbasis teknologi harus ditingkatkan agar tenaga kerja kita tetap kompetitif,” pungkas Nur.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan