Hindia Terancam Gagal Tampil di Ruang Bermusik 2025, Ini Respons Polisi
Jakarta (Suara Kalbar)- Kepolisian akhirnya angkat suara soal polemik pelarangan penampilan musisi Baskara Putra alias Hindia dalam acara Ruang Bermusik 2025 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Acara tersebut mendapat penolakan dari sejumlah kelompok masyarakat karena dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menyatakan bahwa persoalan ini belum menemui jalan tengah antara pihak penyelenggara dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
“Jadi, terkait itu (Hindia) karena memang dari pihak event organizer (EO) belum mendapat restu dari beberapa tokoh masyarakat,” kata Kabid Humas Kombes Pol Hendra Rochmawan kepada wartawan, Selasa (15/7/2025).
Kombes Pol Hendra Rochamawan memastikan, hingga saat ini belum ada titik temu antara manajemen EO dengan masyarakat. Hal inilah, membuat kepolisian menyarankan agar ada koordinasi di antara keduanya.
“Sampai saat ini belum ada titik temu, bagaimana untuk solusi terbaiknya,” ucapnya.
Hendra Rochamawan membantah, bahwa pihaknya tidak memberikan izin untuk kehadiran acara Ruang Bermusik 2025 di Tasikmalaya.
“Kami bukannya tidak mau memberikan izin, tetapi kami harus menjelaskan biar tidak terjadi kesalahpahaman. Karena, soal tempatnya pun belum ada,” ujarnya.
“Jadi, kami meminta tolong jangan menuntut izin dari kepolisian secara berlebihan,” tuturnya.
Sebelumnya, proyek musik milik musisi Baskara Putra yakni Hindia, Feat, dan Lomba Sihir mendapat penolakan untuk tampil di Tasikmalaya dalam acara Ruang Bermusik 2025. Aksi penolakan datang dari sejumlah ormas Islam di Tasikmalaya yang menilai penampilan Hindia dan rekan-rekannya tak sesuai dengan nilai-nilai syariat.
Festival musik tersebut awalnya dijadwalkan digelar pada 19–20 Juli 2025 di Lapangan Udara Wiriadinata, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Namun, protes dari masyarakat dan tokoh ormas lokal membuat kehadiran Hindia dipertanyakan. Beberapa pihak bahkan secara terbuka menyebut musik yang dibawakan Hindia dan Feast mengandung “unsur setan” dan tidak pantas dipertontonkan di kota tersebut.
“Beberapa kelompok di Tasikmalaya menolak Feast, Hindia, dan Lomba Sihir di Ruang Bermusik 2025 karena dianggap mengandung unsur setan,” tulis akun @IndoPopBase, Senin (14/7/2025).
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat perwakilan ormas menyampaikan penolakannya langsung kepada panitia dan aparat keamanan dalam sebuah forum resmi. Mereka menyinggung citra Hindia, Lomba Sihir dan Feast yang menurutnya menampilkan simbol-simbol tidak sesuai ajaran Islam.
Mereka juga mempertanyakan keamanan selama konser berlangsung, termasuk potensi keributan dan penyalahgunaan alkohol.
Hal-hal itu yang membuat mereka sepakat menolak Hindia, Feast, dan Lomba Sihir berpartisipasi di Ruang Bermusik 2025.
“45 menit Anda jamin bersih dari miras? Yang mabuk-mabukan? Anda jamin enggak? Urusan ribut, urusan mabuk, kan bukan Anda yang capek, pak Kapolres,” ujarnya kepada perwakilan EO dan aparat yang hadir.
Meski pihak EO mencoba menenangkan suasana dengan menawarkan durasi tampil yang lebih terbatas untuk Hindia dan kelompok musik lainnya, namun kekhawatiran ormas tetap tidak mereda. Mereka menuntut agar musisi yang tampil di Tasikmalaya seharusnya dipilih dengan lebih bijak dan tidak membawa pesan atau simbol yang dianggap bertentangan dengan norma agama.
Kontroversi ini membuat posisi Hindia di festival Ruang Bermusik 2025 semakin sulit. Belum ada pernyataan resmi dari Baskara Putra ataupun penyelenggara terkait nasib penampilan Hindia dan proyek musik lainnya di panggung Tasikmalaya.
Sumber: Beritasatu.com
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





