Dari Nongkrong Hingga Meninggal Dunia: Cerita Malam Terakhir Rio Fanderi Bersama Rekan
Pontianak (Suara Kalbar) – Kematian tragis Rio Fanderi, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, terus menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan publik. Rio dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (17/7/2025) pukul 14.25 WIB di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (RS Untan), setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari akibat cedera serius di bagian kepala.
Rio sebelumnya dirawat di rumah sakit setelah mengalami insiden yang belum sepenuhnya terungkap. Menurut rekan sekaligus saksi mata, Doni Hariandi, peristiwa bermula pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB, saat Rio dan beberapa temannya berkumpul dan makan bersama di sekitar sekretariat Mapala kampus.
“Setelah makan, kami nongkrong di depan sekretariat Mapala. Almarhum duduk agak terpisah dari kami,”kata Doni saat ditemui, Selasa (22/07/2025).
Sekitar pukul 01.00 dini hari, Doni dan teman-teman mendengar suara benturan keras, seperti ada benda yang jatuh.
“Kami langsung lari ke arah dalam, dan saya melihat almarhum sudah berada di pangkuan teman saya. Saya keluar ambil kain pel untuk membersihkan darah yang jatuh di lantai. Setelah itu, almarhum kembali tidur sampai pukul 03.00 pagi,” tutur Doni.
Ia menambahkan, Rio sempat dijaga bergantian oleh teman-temannya, karena khawatir ia akan jatuh lagi dalam kondisi tidak stabil. Namun, hingga pukul 08.00 pagi, Rio masih dalam keadaan tidur.
“Pukul 2 siang, saat masih tidur, kami inisiatif membasahi wajah dan kepala agar dia segar. Dia sempat duduk, masih bisa berdiri tapi harus dipapah. Kami kasih air, matanya terbuka, dia sempat mengusap kepala tapi tidak bisa bicara,” lanjut Doni.
Melihat kondisi Rio yang semakin tidak kondusif, mereka sepakat untuk membawanya ke fasilitas medis. Awalnya, mereka berencana menuju puskesmas, tetapi karena hari Sabtu dan puskesmas tutup, Rio dibawa ke Klinik Anggrek. Di klinik tersebut, Rio langsung dirujuk ke RS Untan karena sudah dalam kondisi tidak sadar.
Senior Rio, Fariansyah, membenarkan bahwa Rio sudah menunjukkan tanda-tanda kejang saat akan dibawa ke rumah sakit. “Saat tiba di Klinik Anggrek, beliau sudah tidak sadar. Kami lalu diarahkan untuk merujuk ke rumah sakit, ” ungkapnya.
Setelah lima hari menjalani perawatan intensif, nyawa Rio tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal pada Kamis, 17 Juli 2025.
Namun, kematian Rio menyisakan tanda tanya besar. Pihak keluarga mengungkapkan hasil pemeriksaan medis menunjukkan adanya retakan pada bagian belakang tengkorak kepala, tepatnya di dekat telinga. Temuan ini memunculkan dugaan kuat bahwa Rio mengalami benturan keras, dan bukan sekadar jatuh biasa.
Merasa ada kejanggalan dalam peristiwa tersebut, pihak keluarga telah melaporkan kasus ini ke kepolisian untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Proses autopsi pun sudah dilakukan, dan jenazah Rio telah dimakamkan oleh pihak keluarga.
Penulis : Iqbal Meizar
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




