Islam Gak Suka Kamu Malas: Produktif Itu Bagian dari Iman
Oleh: Fakhurrazi Al Kadrie
Di era digital seperti sekarang, banyak orang merasa sibuk padahal sebenarnya tidak sedang melakukan apa-apa. Aktivitas scrolling tanpa arah, rebahan seharian dengan dalih healing, atau menghabiskan waktu luang tanpa arah yang jelas sudah jadi gaya hidup sebagian besar anak muda. Tapi tahukah kamu, Islam ternyata tidak suka lho dengan gaya hidup yang terlalu santai ini.
Islam bukan cuma bicara soal ibadah shalat, puasa, atau zikir. Islam juga bicara soal etos kerja, tanggung jawab, dan produktivitas. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah langsung menyuruh kita untuk bekerja:
“Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu.”
(QS. At-Taubah: 105)
Menurut ulama besar seperti Imam al-Qurṭubi dan Fakhruddin ar-Razi ayat ini bukan cuma anjuran, tapi perintah untuk tidak hidup pasif. Apa pun aktivitasnya selama itu halal dan bermanfaat adalah bagian dari amal saleh yang dilihat dan dicatat oleh Allah.
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita tentang dua hal yang sering disia-siakan:
“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu karenanya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)
Kesehatan dan waktu luang itu sebenarnya modal utama untuk produktif. Tapi banyak orang justru menggunakannya untuk hal-hal yang tidak berarti. Ibn Hajar al-‘Asqalani seorang ulama besar penulis Fatḥ al-Bari, menyebut orang yang menyia-nyiakan waktu sebagai orang yang tertipu , karena dia punya modal tapi tidak dipakai.
Imam Al-Ghazali dalam Iḥya ‘ulum ad-din menjelaskan bahwa bekerja untuk menafkahi keluarga, menjaga diri dari meminta-minta, atau memberikan manfaat kepada orang lain adalah ibadah. Bahkan lebih utama daripada ibadah sunnah jika niatnya benar.
Sementara Ibn Qayyim al-Jawziyyah mengatakan, kalau hati manusia tidak diisi dengan kebaikan, maka akan diisi dengan keburukan. Artinya, kalau kamu nggak produktif, bisa jadi justru kamu akan terjebak dalam kemalasan, kelalaian, bahkan maksiat.
Boleh. Islam tidak melarang istirahat. Bahkan Rasulullah sendiri istirahat, tidur, dan bersenda gurau bersama keluarganya. Tapi jangan sampai istirahat berubah jadi gaya hidup permanen. Santai itu jeda, bukan tujuan hidup.
Di akhirat nanti, Allah akan tanya, waktu mudamu buat apa? Tenagamu dipakai untuk apa? Maka kalau kita masih muda, sehat, punya waktu dan akses, tapi tidak digunakan dengan baik—itu adalah bentuk kerugian.
Kalau kamu Muslim, maka kamu harus aktif. Aktif belajar, aktif bekerja, aktif berpikir, aktif berkarya. Jangan sampai waktu luangmu jadi pintu maksiat. Jadikan setiap aktivitasmu kuliah, kerja, bikin konten, bantu orang lain sebagai bentuk ibadah.
Islam itu bukan agama pasif. Islam itu agama gerak.
Karena surga bukan buat orang yang rebahan terus.
*Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kota Pontianak
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





