SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Lifestyle Bintik Matahari Raksasa AR 4079 Menghadap Bumi, Ilmuwan Waspadai Potensi Gangguan Teknologi

Bintik Matahari Raksasa AR 4079 Menghadap Bumi, Ilmuwan Waspadai Potensi Gangguan Teknologi

Gambar yang diambil Solar Dynamics Observatory NASA memperlihatkan seolah matahari tersenyum. (Twitter/NASA)

Suara Kalbar – Para ilmuwan tengah mengamati kemunculan bintik matahari raksasa AR 4079 yang terletak di dekat ekuator Matahari. Bintik ini memiliki diameter lebih dari 140.000 kilometer, atau lebih dari 10 kali ukuran Bumi, dan menjadi sinyal bahwa Matahari mungkin sedang memasuki fase paling aktif dalam siklus 11 tahunannya.

Matahari, yang menjadi pusat gravitasi tata surya dan penyumbang 99,8% dari total massa sistem surya, memang berperan penting dalam menopang kehidupan di Bumi. Namun, aktivitasnya yang ekstrem—seperti lontaran massa koronal (Coronal Mass Ejection/CME)—berpotensi memicu gangguan besar pada teknologi di Bumi.

Dalam wawancara dengan 27 News, Brenda Culbertson, duta dari Jet Propulsion Laboratory (NASA), menyebut bahwa bintik matahari AR 4079 saat ini menghadap langsung ke Bumi. Jika terjadi CME dari bintik ini, maka dampaknya bisa langsung terasa oleh planet kita.

Namun, meskipun sangat vital, aktivitas Matahari terkadang dapat berdampak negatif terhadap aktivitas manusia, terutama saat mencapai puncak siklusnya. Siklus Matahari memiliki periode sekitar 11 tahun, dan para astronom memprediksi bahwa puncak tertinggi dari siklus saat ini akan terjadi pada tahun 2025.

Dalam wawancara dengan stasiun TV lokal 27 News di Topeka, Kansas, Brenda Culbertson duta besar dari Jet Propulsion Laboratory (NASA) menyatakan bahwa bintik matahari AR 4079 saat ini menghadap langsung ke Bumi. Jika terjadi lontaran massa koronal (coronal mass ejection/ CME), dampaknya bisa langsung terasa oleh planet kita.

Dampak dari CME yang signifikan meliputi peningkatan aktivitas aurora di wilayah kutub, gangguan medan magnet Bumi, serta potensi gangguan besar pada sistem kelistrikan, jaringan satelit, dan infrastruktur telekomunikasi global.

Saat ini, para astronom terus memantau aktivitas matahari guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya badai geomagnetik akibat lontaran massa koronal yang besar.

Sebagai informasi, siklus matahari merupakan periode 11 tahunan yang ditandai dengan fluktuasi jumlah bintik matahari di permukaannya. Selama periode ini, tingkat radiasi, ledakan suar matahari, dan aktivitas plasma mengalami variasi dari titik minimum hingga maksimum.

Fase maksimum dari siklus ini sering kali ditandai dengan munculnya bintik matahari raksasa yang biasanya diikuti oleh lontaran massa koronal dan fenomena lainnya yang dapat memengaruhi iklim Bumi, kehidupan biologis, hingga stabilitas infrastruktur teknologi manusia.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan