SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Banjir Tahunan, Mengapa Penguasa Begitu Abai?

Banjir Tahunan, Mengapa Penguasa Begitu Abai?

Norma Yunita

Oleh: Norma Yunita

BANJIR yang terjadi saat ini, mengakibatkan seorang bayi berumur 15 bulan meninggal dunia karena tercebur saat air pasang. (ketapangsuarakalbar.co.id, 17/12/24). Terjadinya air pasang atau banjir bukan diakibatkan perubahan cuaca atau air pasang saja, tapi di balik itu terdapat andil hilangnya daerah resapan air yaitu hutan yang berguna untuk menyerap air, dikarenakan banyak yang sudah berubah menjadi lahan perkebunan.

Berdasarkan data analisis SIAR dari tahun 2000-2022, Kalbar kehilangan hutan sebanyak 8.090.627 hektar dari 13.021.344 hektar. (siar.or.id, 11/09/23). Sangat banyak sekali Kalbar kehilangan hutan. Jadi banjir selain diakibatkan perubahan cuaca juga diakibatkan ulah manusia yang serakah, demi keuntungan individu rela merusak hutan. Sehingga fungsi hutan sebagai tempat resapan air  berubah menjadi lahan perkebunan yang dikuasai oleh korporasi, yang tersisa bagi rakyat hanyalah kerusakan dan berbagai bencana.

Permasalahan lingkungan saat ini tidak dapat terlepas dari sistem yang sedang diterapkan yaitu kapitalisme. Karena fokus utama sistem ini menekan pertumbuhan ekonomi, dengan cara mengedepankan pencapaian keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya modal sekecil-kecilnya. Jadi, tidak heran jika terdapat banyak industri yang kemudian mengeksploitasi alam demi keuntungan individu saja.

Islam sangat menjaga alam beserta rakyatnya. Sumber daya alam (SDA) yang ada akan dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat. Tidak seperti saat ini, SDA diserahkan dan dikelola pihak asing. Karena hutan ini adalah kepemilikan umum bukan untuk dimiliki individu saja.

Dalam Islam pun kalau terjadi banjir maka pemimpin akan membuat kebijakan untuk mencegah terjadi banjir. Pertama, jika kasus banjir disebabkan keterlambatan daya tampung tanah terhadap curah air, (baik akibat hujan, rob, dan lain sebagainya), maka Khalifah akan membuat bendungan-bendungan dengan berbagai tipe agar dapat menampung air, baik air dari curah hujan atau air dari aliran sungai. Kedua, Khalifah membuat kebijakan bahwa pembukaan pemukiman baru harus berdasarkan karakteristik tanah, hal ini bertujuan mencegah kemungkinan terjadinya banjir.

Ketiga, dalam menangani korban Khalifah akan bergerak cepat dan melibatkan seluruh rakyat yang dekat terkenah daerah bencana untuk memberikan bantuan. Khalifah juga akan mengerahkan para ulama untuk memberikan penguatan bagi para korban agar mereka mengambil pelajaran dari musibah yang menimpa mereka sekaligus penguatan keimanan agar mereka berlapang dada dan ikhlas dalam mendapat cobaan.

Wallahu’alam bishawab.

*Penulis adalah Muslimahpreneur di Kabupaten Ketapang

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan