SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Jejak-jejak Raden Abdul Kahar, Raja Pertama Kerajaan Landak dan Peran Islamisasi

Jejak-jejak Raden Abdul Kahar, Raja Pertama Kerajaan Landak dan Peran Islamisasi

Juru Kunci Makam Abdul Kahar, Anjang, atau Muhajirin bin Muhyi Ismaili

Oleh: Jasmin Haris

JEJAK sejarah Raden Abdul Kahar, Raja pertama Kerajaan Landak, menjadi topik yang terus menarik perhatian. Sosok ini bukan hanya dikenal sebagai pemimpin pertama kerajaan, tetapi juga sebagai tokoh kunci dalam proses islamisasi di wilayah Landak. Berbagai informasi menarik berhasil digali melalui wawancara langsung dengan Anjang, atau Muhajirin bin Muhyi Ismail, generasi ketiga penjaga makam (juru kunci) Raden Abdul Kahar.

Menurut Anjang, Raden Abdul Kahar memainkan peran penting dalam membawa ajaran Islam ke Kerajaan Landak. Hubungan diplomatik dan perdagangan antara Kesultanan Demak dan Kerajaan Landak menjadi pintu masuk pengaruh Islam di kerajaan tersebut.

“Raden Patah, Raja Kesultanan Demak, memiliki peran besar dalam memperkenalkan Islam kepada Raden Abdul Kahar. Melalui pertemuan mereka, berbagai ulama dari Demak dikirim untuk membantu proses penyebaran Islam di Landak,” ujar Anjang.

Proses Penerimaan Islam

Dari cerita yang dituturkan juru kunci makam, proses islamisasi Raden Abdul Kahar dimulai dengan diskusi dan pengajian bersama para ulama dari Demak, seperti Syekh Maulana Ishak dan Syekh Abdul Wahid. Raden Abdul Kahar akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat dan mulai memperkenalkan Islam kepada rakyatnya.

“Setelah masuk Islam, Raden Abdul Kahar juga membangun masjid pertama di Kerajaan Landak, yang menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam,” lanjut Anjang.

Dampak Islamisasi

Islamisasi Kalimantan: Proses ini mempercepat penyebaran Islam di wilayah Kalimantan Barat.

Perubahan Sosial dan Budaya: Islam mulai memengaruhi tata cara kehidupan masyarakat, termasuk dalam hukum adat dan tata pemerintahan.

Kerjasama Ekonomi dan Politik: Hubungan Kerajaan Landak dengan Kesultanan Demak semakin erat, terutama dalam sektor perdagangan.

Informasi ini tidak hanya berasal dari kisah turun-temurun keluarga juru kunci makam, tetapi juga diperkuat oleh kerabat Kerajaan Ismahayana Landak. Beberapa literatur seperti “Sejarah Kerajaan Landak” oleh Dr. H.M. Adnan dan “Pendidikan Islam di Nusantara” oleh Dr. H. M. Adnan turut menjadi rujukan penting.

Sebagai juru pelihara makam, Anjang tidak hanya menjaga fisik situs bersejarah tersebut, tetapi juga menjaga nilai-nilai sejarah dan budaya yang melekat pada Raden Abdul Kahar.

“Kami berharap generasi muda semakin tertarik untuk mempelajari jejak sejarah ini, karena di sinilah akar identitas budaya kita,” tutup Anjang.

Jejak Raden Abdul Kahar sebagai Raja pertama Kerajaan Landak menggambarkan pengaruh besar Islamisasi di Nusantara, khususnya di Kalimantan. Perjalanan spiritualnya menjadi salah satu tonggak penting sejarah yang patut dilestarikan.

*Penulis adalah Dosen UNU Kalbar

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan