IJTI Hadirkan Diskusi Bahas Peran Aktif Jurnalis dalam Pilkada 2024
Pontianak (Suara Kalbar) – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) berupa kopi darat bersama insan jurnalis Kalimantan Barat pasca-Pilkada 2024. Kegiatan ini mengangkat tema Peran Aktif Jurnalis untuk Hasil Pilkada yang Adil dan Berkualitas pada Sabtu (7/12/2024).
Acara ini mengundang para jurnalis di Pontianak untuk berdiskusi mengenai situasi pasca-Pilkada sembari terus mengawal hasil resmi dari KPU. Diskusi menghadirkan dua pemateri, yaitu Andri Fahrizal dari Yayasan Kolase.id dan Reinardo Sinaga dari Hoax Crisis Center Indonesia, serta berlangsung di salah satu kafe di Pontianak.
Menurut Sekretaris IJTI Kalbar, Faisal Akbar, tujuan diadakannya kegiatan FGD dan Kopdar Bersama Insan Jurnalis Kalbar pasca-Pilkada 2024 adalah untuk meningkatkan komunikasi antara jurnalis dan stakeholder terkait dalam rangka mendiskusikan isu-isu terkini pasca pemilihan. Selain itu, kegiatan ini memfasilitasi pertukaran informasi dan pengalaman antar jurnalis untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam meliput berita.
“Tujuannya memang untuk diskusi dan meningkatkan komunikasi antar jurnalis dan stakeholder untuk membahas isu-isu pasca pemilihan. Selain itu, juga sesama jurnalis bisa berbagi cerita yang sekiranya penting terkait topik yang dibahas,” ujarnya.
Faisal juga menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemberitaan dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya akurasi dan objektivitas dalam pemberitaan, serta mengedukasi jurnalis mengenai praktik jurnalistik yang baik. Selain itu, peserta dapat membahas tantangan yang dihadapi jurnalis pasca-Pilkada, termasuk isu-isu yang muncul dan cara menghadapinya.
Forum ini memperkuat jaringan antar jurnalis untuk saling mendukung dan berkolaborasi dalam menciptakan karya jurnalistik yang berkualitas, serta memberikan kesempatan bagi jurnalis untuk peningkatan kapasitas melalui diskusi dan berbagi pengetahuan. Dengan demikian, kegiatan ini menjadi penting untuk menjamin keberlanjutan dan pengembangan jurnalisme yang baik di Kalimantan Barat.
Topik utama diskusi adalah peran jurnalis dalam memframing berbagai informasi saat Pilkada dan pasca-Pilkada serta pengaruh media sosial dalam penyebaran informasi. Selain itu, dibahas pula rendahnya minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah dibandingkan dengan antusiasme pada Pemilihan Presiden sebelumnya.
Menurut Andri Fahrizal, masih ditemukan informasi terkait Pilkada yang membawa unsur SARA, termasuk hasil perhitungan suara tanpa mencantumkan nama calon, sehingga kebenarannya sering diragukan oleh masyarakat.
“Pilkada kemarin masih ada yang membawa unsur SARA. Selain itu, ada juga perhitungan suara yang hanya mencantumkan nomor, bukan nama, sehingga menyebabkan masyarakat menerima informasi yang keliru,” ujarnya.
Sementara itu, Reinardo Sinaga menyatakan bahwa masyarakat kini perlahan-lahan semakin bijak dalam mencari informasi. Banyak yang mulai mengandalkan media jurnalis yang melakukan verifikasi ketat dibandingkan influencer, yang kebenarannya sering tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Sekarang masyarakat sudah lebih memilih untuk membaca informasi dari media jurnalis yang diverifikasi daripada mengikuti media atau influencer yang belum tentu benar,” jelasnya.
Diskusi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang menghadirkan suasana diskusi dua arah yang hidup dan interaktif.
Faisal menambahkan harapannya agar kegiatan ini dapat menciptakan forum diskusi yang konstruktif untuk membahas tantangan serta peluang yang dihadapi oleh jurnalis di Kalimantan Barat.
“Harapannya sih kegiatan ini dapat jadi forum yang bisa membangun untuk membahas tantangan serta peluang bagi jurnalis Kalbar setelah Pilkada, sehingga nanti hasilnya itu dapat lebih informatif dan bermanfaat untuk masyarakat,” tutupnya.
Penulis: Meriyanti Rahmah
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





