SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak BKSDA Kalbar Gelar NgoSan, Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor untuk Lindungi Satwa Liar

BKSDA Kalbar Gelar NgoSan, Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor untuk Lindungi Satwa Liar

Foto bersama dalam kegiatan NgoSan (Ngobrol Santai) di Kota Pontianak, Selasa (29/10/2024). SUARA KALBAR.CO.ID/ Fajar Bahari.

Pontianak (Suara Kalbar) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar) menggelar kegiatan bertajuk NgoSan (Ngobrol Santai) di salah satu hotel yang ada di Kota Pontianak, Selasa (29/10/2024).

Kegiatan ini berfokus pada penguatan kolaborasi multipihak dalam upaya melindungi satwa liar dan mengendalikan peredaran ilegal melalui jasa ekspedisi dan komunitas penggiat burung kicau di Kalimantan Barat.

NgoSan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pemuka agama, jasa ekspedisi, komunitas pecinta burung, dan masyarakat dalam upaya pelestarian satwa liar, terutama burung berkicau yang menjadi bagian penting dari kekayaan hayati Indonesia.

Kepala BKSDA Kalbar, RM Wiwied Widodo, berharap kegiatan ini menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian satwa liar.

Dalam pertemuan ini, Wiwied juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap ketentuan internasional, seperti Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) dan daftar merah spesies yang terancam punah (Red List of Threatened Species) dari IUCN, yang telah mengkategorikan satwa liar dalam beberapa tingkatan status perlindungan.

Indonesia sebagai negara penandatangan Konvensi CITES memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikan spesies tersebut.

Kasus peredaran ilegal satwa liar di Kalimantan Barat sempat mencuat pada April 2024 di Kabupaten Ketapang, di mana ditemukan perdagangan 566 ekor burung, dengan 213 ekor di antaranya termasuk kategori dilindungi. Kasus ini menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam upaya pengendalian peredaran satwa liar.

“Kita ingin mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran dan menjaga konservasi satwa liar. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas adalah langkah penting dalam upaya preventif dan represif untuk melindungi keanekaragaman hayati di Kalimantan Barat,” ujar Wiwied.

NgoSan kali ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai instansi, lembaga swasta, akademisi, pemuka agama, pemilik toko burung, dan komunitas penggemar burung kicau (kicau mania) Kalbar. Diskusi ini mencakup berbagai aspek, termasuk izin berusaha di bidang kehutanan serta pentingnya hidup berdampingan secara harmonis dengan alam.

Dr. Fachruddin M Mangunjaya, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional, menyoroti dampak negatif dari perdagangan ilegal satwa liar terhadap lingkungan. Fachruddin mengutip Perjanjian Mizan, yang menegaskan pentingnya pemahaman etika dan nilai-nilai spiritual dalam interaksi manusia dengan alam dan satwa.

“Kita perlu menegakkan nilai-nilai etika dan tradisi yang esensial untuk mengarahkan perubahan perilaku kita, agar senantiasa menjaga dan memelihara makhluk hidup sesuai ajaran etika Islam,” ungkap Fachruddin.

Dalam sesi diskusi, Fachruddin juga menekankan pentingnya etika dalam pemeliharaan satwa, seperti menyediakan makanan, menjaga hewan dari bahaya, serta memperlakukan hewan dengan penuh belas kasih.

NgoSan BKSDA Kalbar ini ditutup dengan kesepakatan untuk menjaga komitmen pelestarian keanekaragaman hayati dari ancaman kepunahan. Harapannya, langkah kolaboratif ini dapat membawa dampak signifikan dalam melindungi satwa liar di Kalimantan Barat.

Penulis : Fajar Bahari

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEW

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan