Metodologi dan Teknik Pengambilan Sampel Penting dalam Survei Elektabilitas Pilkada 2024
Pontianak (Suara Kalbar) – Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sudah semakin dekat, dan berbagai survei elektabilitas bagi calon peserta mulai bermunculan. Survei ini dilakukan oleh berbagai lembaga survei di setiap daerah, menggunakan metode dan teknik pengambilan sampel yang tepat.
Dr. Sumin, seorang akademisi dan peneliti bidang statistika dari Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, menekankan pentingnya metodologi yang tepat dalam survei elektabilitas.
“Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Survei elektabilitas memiliki peran krusial dalam memberikan gambaran tentang preferensi pemilih dan memprediksi hasil pemilu. Namun, untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan, diperlukan metodologi yang tepat dan transparan,” ujarnya pada Minggu (14/07/2024).
Dr. Sumin juga menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel yang umum digunakan adalah metode sampel acak atau random sampling.
“Beberapa metode sampling yang sering digunakan meliputi simple random sampling, stratified random sampling, dan multistage random sampling. Simple random sampling memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk terpilih, Stratified random sampling, yang membagi populasi ke dalam subkelompok homogen sebelum melakukan pengambilan sampel acak, digunakan untuk meningkatkan presisi hasil. Multistage random sampling mengkombinasikan beberapa tahapan sampling acak yang dapat efisien dalam konteks populasi yang luas dan heterogen,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Sumin menjelaskan pentingnya pengumpulan data yang hati-hati untuk menghindari bias, menggunakan metode seperti wawancara tatap muka, telepon, dan kuesioner online.
“Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, namun yang terpenting adalah pelatihan enumerator yang baik untuk memastikan netralitas dan kualitas data yang dikumpulkan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan perangkat lunak statistik yang handal untuk menghitung persentase dukungan, margin of error, dan uji signifikan,” ungkapnya.
Dikatakanya lagi, Margin of error adalah indikator penting dari akurasi survei. Margin of error yang baik umumnya berada di bawah 5% dengan level kepercayaan 95%. Ini berarti bahwa hasil survei diharapkan berada dalam rentang ±5% dari nilai sebenarnya 95 kali dari 100 kali survei dilakukan.
“Transparansi dalam metodologi sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap hasil survei. Lembaga survei harus secara jelas mengkomunikasikan metodologi yang digunakan, termasuk teknik pengambilan sampel, jumlah sampel, dan periode pengumpulan data. Selain itu, hasil survei harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan konteks dan dinamika politik yang berlaku,” pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now