Lawatan Muhibah PKMS, MABM Singkawang Berikan Buku

Persatuan Kebangsaan Melayu Sarawak (PKMS) berkunjung Ke Kota Singkawang saat bertukar cinderamata dengan Ketua DPD MABM Kota Singkawang di Rumah Melayu Balai Serumpun Kota Singkawang, Jalan Alianyang Singkawang Barat, Jumat (3/5/2024). SUARA KALBAR.CO.ID/HO.Satgas Komunikasi dan Informasi MABM Singkawang.

Singkawang (Suara Kalbar)- Persatuan Kebangsaan Melayu Sarawak (PKMS) berkunjung Ke Kota Singkawang yakni berkunjung ke Dewan Pimpinan Daerah Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Singkawang. Rombongan PKMS disambut meriah MABM di rumah Melayu Balai Serumpun Kota Singkawang, Jalan Alianyang Singkawang Barat, Jumat (3/5/2024).

Kesiapan maksimal, menyambut tamu kehormatan (rombongan PKMS) dari negeri negara jiran itu, telah dipersiapkan MABM Singkawang secara matang. Rombongan PKMS disambut dengan tarian persembahan. Dihidangan makanan terbaik saprahan/besaprah. Yakni makan secara bersama sebagai suatu kebiasaan adat istiadat Melayu.

MABM dan PKMS saling memberikan cinderamata sebagai tanda kenangan persahabatan dan persaudaraan.

Dari MABM memberikan karya buku Ketua DPD MABM Kota Singkawang berjudul “Melayu Ada Karena Karya”. Selain itu cinderamata berupa Tanjak dan Selendang. Sedangkan PKMS memberikan tanda kenangan berupa Tanjak Khas Sarawak.

Sebelum ke Singkawang, sehari sebelumnya rombongan PKMS telah berada di Sambas sejak Kamis 2 Mei 2024.

Ketua DPD MABM Kota Singkawang Asmadi terlihat sangat gembira dan sangat menyambut baik, kehadiran rombongan PKMS di Singkawang.

“Tidak ada kata yang bisa terucap dari hati saya dan kawan kawan. Kecuali ucapan syukur yang sangat luar biasa. Alhamdulillah dalam suasana Idul Fitri 1445 H ini. Saya mohon izin mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin,” ujar Asmadi.

Dikesempatan lawatan muhibah PKMS di Singkawang Asmadi mengatakan penduduk di Kota Singkawang terdapat 17 suku yang disebut paguyuban. Salah satu dari 17 Paguyuban tersebut, adalah suku Melayu.

“Jadi di Kota Singkawang ini. Etnis yang banyak Tionghoa, kedua Melayu, ketiga Dayak baru yang lainnya ditambah suku suku yang lainnya. Sehingga motto di dalam kepengurusan kami di DPD MABM Kota Singkawang ini, Melayu Ada Karena Karya. Selama Melayu berkarya Insya Allah Melayu akan terus ada dan akan terus hidup,” kata Asmadi.

Kalau Melayu tidak ada karyanya, kata Asmadi, baik di Kucing maupun di Sarawak, maka Melayu akan tenggelam. Menurut Asmadi, sekarang ini yang diagung agung dan dilihat, bukanlah lagi menanyakan suku apa. Namun karya apa, yang dihasilkan. Itulah yang membuat melayu terus eksis terus ada di muka bumi.

Beranjak dari hal tersebut, di masa kepengurusan DPD MABM Kota Singkawang, kata Asmadi, apapun kegiatan DPD MABM Kota Singkawang akan direkam.

Dijadikan sebuah buku. Seperti buku yang dibagikan dalam lawatan muhibah PKMS, berjudul “Melayu Ada Karena Karya”.

“Disitu (buku) juga kami cantumkan adat adat tradisi melayu. Paling tidak bisa dijadikan literasi. Bacaan oleh anak anak kita. Walaupun nanti kita tidak ada lagi di muka bumi ini, ” jelas Asmadi.

Asmadi mengabarkan, MABM Singkawang akan membalas kunjungan PKMS. Direncanakan pada September 2024 mendatang.

Diterangkan Asmadi, rencana kunjungan ke Sarawak Malaysia, sudah merupakan rencana kerja DPD MABM Kota Singkawang.

Yang dipertua PKMS Dr. Wan Ali bin Bin Tuanku Madhi dalam sambutannya mengatakan bahwa kita di Nusantara ini khususnya PKMS dan MABM di seluruh Kalimantan Barat, agar terus memelihara ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Hal ini diungkapkan Wan Ali, karena hanya di Nusantara sahajalah, ucapan tersebut diucapkan secara membudaya. Tidak ada di negara negara lain. Ungkapan ini, dikemukakan Wan Ali, mengutif penyataan seorang profesor teologi Aqidah dan syariat Islam, saat diwawancarai.

“Saye sarankan bahwa kita di Nusantara ini khususunya Persatuan Kebangsaan Melayu Sarawak dan MABM Singkawang, dan MABM diseluruh Kalbar. Supaya kita memelihara ucapan ini memelihara budaya ini. Apabila Idul Fitri, kita jangan lupa mengucapkan maaf lahir dan batin. Maaf lahir dan batin ini dari sudut agama (Islam) adalah satu maqam tertinggi dalam kita bersilaturahmi , ” ucapnya menyarankan.

Hal lainnya yang juga disarankan Wan Ali, adalah budaya ‘Balek Kampung” yang di kita Indonesia, terkenal dengan sebutan “Mudik”. Budaya balek kampung juga, kata dia, hanya ada di Nusantara.

Mengikut para pemerhati sejarah Islam, setiap tiba hari raya setelah menjalani sebulan penuh ibadah puasa, merupakan kegembiraan yang luar biasa. Disertai dengan pulang kampung atau mudik, menemui orang tua dan sanak keluarga untuk meminta ampun kepada kedua orang tua dan maaf maafan dengan keluarga. Hal ini, kata Wan Ali tentu merupakan suatu perkara yang sangat baik.

Di hari ke 2 kunjungan PMKS di Kalbar khususnya di Singkawang, Wan Ali menjelaskan, dalam perjalanan saat berada di dalam mobil kemudian melintasi jalanan. Ia melihat sekeliling, sangat jelas wujud keserumpunan melayu. Antara Sarawak dan Kalbar.

“Jadi jelas dalam perjalanan tadi, apabila kita menoleh dari tingkap kendraan, memang jelas keserumpunan kite. Dari sudut aspek bahasa, budaya. Dan yang paling penting dari segi Aqidah, kite se Aqidah,” kata Wan Ali.

Dalam kesempatan, Wan Ali juga mengucap selamat kepada DPD MABM karena telah berhasil membangunkan budaya masyarakat Melayu. Dan mengapresiasi Kota Singkawang yang telah tiga kali berturut-turut meraih indek tertinggi sebagai Kota Tertoleran di Indonesia.

“Jadi saye ingin dalam kesempatan ini mengucap tahniah, kepade bapak Asmadi dan semua timnya dalam MABM di Singkawang ini. Kerana telah berjaya membangunkan budaya masyarakat melayu di daerah Singkawang ini. Dan saye baru paham tadi bahwe tiga tahun berturut-turut kota Singkawang ini telah mendapat anugrah kota Tertoleran. Tiga tahun berturut-turut ya pak ya. Tahniah, “kata Wan Ali, sembari menanyakan kepada ketua DPD MABM Kota Singkawang Asmadi.

Pada Lawatan Muhibah PKMS di Singkawang Wan Ali mengatakan jika populasi penduduk di Singkawang sebagian besar adalah Tionghoa dan Melayu nomor 2. Maka di Sarawak melayunya pun juga nomor 2, setelah Dayak Iban.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Exit mobile version