KPK Sita Dokumen dan Barang Elektronik dalam Penggeledahan Rumah Adik Mantan Mentan SYL
Jakarta (Suara Kalbar)- Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyitaan barang bukti berupa dokumen dan barang elektronik dalam penggeledahan di rumah salah satu keluarga mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang berlokasi di Jalan Letjen Hertasning, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, mengungkapkan bahwa barang bukti yang ditemukan tersebut akan dianalisis untuk disertakan ke dalam berkas perkara penyidikan.
Proses penggeledahan dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan disaksikan oleh pihak yang berkepentingan, termasuk perwakilan dari pihak RT dan RW setempat.
Penggeledahan ini merupakan lanjutan dari penyitaan salah satu unit rumah milik SYL di wilayah Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakukang, Makassar pada tanggal 15 Mei 2024 sebelumnya.
“Selama proses kegiatan berlangsung, tim penyidik terlebih dulu menerangkan terkait kehadirannya disertai surat tugas dan saat penggeledahan pun turut disaksikan langsung diantaranya dari pihak RT dan RW setempat,” ujarnya melansir dari ANTARA, Minggu(19/5/2024).
Penggeledahan tersebut berlangsung pada Kamis (16/5) di rumah milik adik kandung SYL, Andi Tenri Angka, suami dari almarhum Andi Darussalam Tabusala (ADS) mantan Ketua PSSI Sulsel sekaligus salah seorang tokoh olahraga di Sulsel.
Tim penyidik KPK sebelumnya juga menyita salah satu unit rumah milik SYL di wilayah Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakukang, Makassar sebagai barang bukti pada Rabu 15 Mei 2024.
Diperkirakan nilai dari rumah tersebut, kata Ali Fikri, sekitar Rp4,5 Miliar dan sumber uangnya dari MH mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan yang juga merupakan orang kepercayaan SYL.
Tim Aset Traking dari Direktorat Pelacakan Aset Pengelolaan Barang Bukti dan Eksekusi KPK masih terus melakukan penelusuran untuk mendukung pengumpulan alat bukti dari tim Penyidik.
Untuk diketahui, SYL saat ini tengah menjalani sidang dugaan korupsi di Pengadilan Tipikor Jakarta dengan dakwaan melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan total Rp44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan dalam rentang waktu 2020 hingga 2023.
Pemerasan dilakukan bersama Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021–2023 Kasdi Subagyono serta Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Tahun 2023 Muhammad Hatta yang juga menjadi terdakwa.
Adapun keduanya merupakan koordinator pengumpulan uang dari para pejabat eselon I dan jajarannya, antara lain untuk membayar kebutuhan pribadi SYL.
SYL didakwa melanggar Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





