Food Diplomacy Mempromosikan Budaya Indonesia Lewat Kuliner
Jakarta (Suara Kalbar)- William Wongso dan dunia kuliner adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Namanya sebagai pengusaha dan pakar kuliner terkemuka sudah sangat dikenal di seluruh Indonesia.
Sepanjang kariernya, ia menerima sejumlah penghargaan internasional atas perannya dalam mempromosikan budaya melalui makanan.
Dalam acara “Flavors of Indonesia: Fine Dining” dan Asian American Expo 2024 belum lama ini di Los Angeles, Chef William, demikian ia biasa disebut, berbagi dengan VOA seputar kepentingan mempromosikan makanan Indonesia di mancanegara.
“Terus terang sampai saat ini, citra budaya kuliner Indonesia masih minim dibanding dengan Thailand, Vietnam, Korea, Jepang, Tiongkok, dan juga budaya kuliner dari Timur Tengah, yang dibawa oleh para pengungsi ke mancanegara,” ujar Chef William yang juga merupakan pemilik ‘William Gourmet Catering’ dan Culinary Consultant di Garuda Indonesian Airways dilansir dari VoA Indonesia.
Di Sydney, Australia, dan sekitarnya, kata Chef William, terdapat lebih dari seribu restoran Thailand. Di Amerika terdapat banyak restoran Vietnam dengan menu utama ‘Pho’ atau ‘Bahn-Mi.’
“Kita sudah tidak boleh tinggal diam karena dengan maraknya sosial media saat ini, seluruh dunia itu sangat mulai antusias untuk mencicipi rasa-rasa yang otentik dari budaya kuliner masing-masing negara terutama bagi para wisatawan yang mengunjungi suatu negara,” ujarnya.
Di Kemang, Jakarta, Ragil Imam Wibowo melakukan perannya dalam food diplomacy dengan membuka restoran Nusa Gastronomy. Peraih Chef of The Year 2018 for Jakarta’s Best Eats oleh Foodies Magazine ini mengatakan restoran kontemporernya menyajikan hidangan otentik yang memiliki kisah budaya di balik setiap menu. Sesekali, ia juga ke luar negeri.
“Ketika saya mempresentasikan makanan Indonesia ke luar negeri, itu sebenarnya untuk membuat orang tambah penasaran. ‘Wah makanan Indonesia seenak ini ya? Semacam-macam ini ya?’ gitu. Jadi, mengajak mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai food destination,” katanya.
Menurut Ragil yang juga meraih Award of Excellence sebagai Asian Cusine Chef of the Year pada World Gourmet Summit 2018, usaha untuk menarik orang agar ingin datang, sebenarnya paling penting.
“Karena ketika orang sudah berbondong-bondong ke Indonesia, untuk mencoba makanan Indonesia, menurut saya itu adalah hal yang paling penting dari sebuah food diplomacy, bisa mengajak orang dari mencoba rasa makanan sampai datang ke negara tersebut,” ujar dia.
Di Los Angeles, Linda Lim mulai aktif dalam food diplomacy sejak 2015. Berawal dari hobi dan kecintaannya pada Tanah Air dan masakan Indonesia, ia menjadi promotor kuliner.
Bersama William Wongso, Linda mengadakan berbagai acara yang mempromosikan masakan Indonesia seperti ‘pop-up dinner’ Flavors of Indonesia. Ia juga mengikuti berbagai pameran budaya untuk mempromosikan menu pilihannya: rendang. Kepada VOA, ia menuturkan alasan memilih rendang untuk merepresentasikan Indonesia.
“Karena rendang adalah makanan Indonesia yang paling popular, baik di Indonesia maupun untuk orang asing. Rendang itu pernah dipilih sebagai makanan Indonesia yang paling terkenal dan enak oleh CNN tahun 2011 dan 2017 sebagai 50 World Best Food,” kata Linda.
Linda menambahkan bahwa rendang memiliki karakteristik yang kompleks dengan rasa dari berbagai rempah yang tumbuh di tanah air kita.
“Jadi wanginya, kesedapanya, sehingga pas untuk mewakili Indonesia di Amerika maupun negara lain,” imbuhnya.
Ragil memilih strategi lain dalam food diplomacy. Ia menggali dan memperkenalkan menu-menu baru serta mengutamakan teknik memasak. Ia menilai orang-orang non-Indonesia lebih menerima makanan yang dibakar seperti seafood bakar ala Makassar atau Bali dan aneka sate.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now