Kalbar  

Harus Cuci Darah Rutin, Peltu Eko Bersyukur Ada Program JKN

Peltu Eko Sutanto peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). SUARAKALBAR.CO.ID/Ist

Suara Kalbar- Enam bulan jalani pengobatan rutin dan cuci darah. Peltu Eko Sutanto (46) prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) bersyukur semua pengobatan rutin dibiayai oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Peltu Eko pertama kali bertugas di Armed Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat, tidak terasa kini sudah 24 tahun Peltu Eko menjalani tugas mulia sebagai abdi negara tersebut.

Saat diwawancarai Peltu Eko sedang menjalani cuci darah di salah satu rumah sakit di Kabupaten Kubu Raya. Menurut keterangannya sudah kurang lebih 6 bulan ia rutin menjalani cuci darah.

Awal mula sekitar bulan April tahun lalu ia melakukan pemeriksaan disebabkan kakinya bengkak, nafas sering terasa sesak bahkan dirinya sempat dirawat di ICU selama 1 pekan.

“Memang saya punya riwayat sakit Diabetes dan Hipertensi hanya karena minim terasa gejalanya saya jalani aktivitas seperti biasa saja, tetap mengkonsumsi obat tetapi tidak terlalu rutin. Baru di pertengahan tahun 2023 lalu gejalanya semakin terasa, setelah diperiksa dokter mengatakan ginjal saya sudah tidak berfungsi dengan baik sehingga harus cuci darah seminggu dua kali yaitu hari senin dan kamis,” tutur Eko.

Peltu Eko mengatakan sakit memang tidak ada yang tahu kapan menghampiri, bahkan dirinya pun tak menyangka harus melakukan cuci darah secara rutin. Namun ia menjalani dengan ikhlas semua ketetapan yang diberikan kepadanya.

“Bagi saya selain dukungan dari keluarga terdekat Program JKN juga menjadi support system yang luar biasa. Jika dijumlahkan mungkin iuran yang dibayarkan selama ini mungkin belum cukup untuk membiayai biaya berobat apalagi cuci darah. Karena sekali cuci darah saja katanya membutuhkan biaya minimal satu jutaan, apalagi seumur hidup ya,” tutur Eko.

Menurut Eko layanan yang diberikan Program JKN sangat komplit, mulai dari pemeriksaan awal, pemeriksaan lanjutan di dokter spesialis, pengambilan obat rutin setiap bulan, sampai layanan cuci darah semua ditanggung. Selama menggunakan ia juga tak pernah dimintai biaya tambahan semuanya sudah dijamin Program JKN.

“Saya berharap Program JKN terus ada untuk melindungi masyarakat Indonesia, mungkin banyak diluar sana yang kondisinya tidak lebih baik dari saya tentu mereka juga sangat bergantung pada Program JKN untuk melakukan pengobatan. Sistem gotong-royong yang diterapkan dalam Program JKN harus terus dipertahankan. Untuk itu mari bersama kita dukung Program ini agar tetap ada dan semakin lebih baik lagi kedepannya,” tutup Eko.

Seperti yang dikatakan Peltu Eko Sutanto keberlangsungan Program JKN sangat bergantung pada seluruh ekosistem yang berada didalamnya terutama peserta. Keikutsertaan masyarakat dalam Program JKN sangatlah penting, karena penyelenggaraan Program JKN berlandaskan asas gotong royong yang berkeadilan bagi seluruh penduduk Indonesia dalam hal ini subsidi silang dari yang sehat membantu yang sakit, dan yang mampu membantu peserta lain yang kurang mampu.

Sebagai informasi kepesertaan Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan terbagi menjadi 2 yaitu Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran. PBI JK merupakan program Jaminan Kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu dimana iurannya dibayar oleh Pemerintah Pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Jenis Kepesertaan yang kedua yaitu Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Program JKN terdiri dari : Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), PBPU dan Bukan Pekerja (BP) dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah Daerah, dan Bukan Pekerja (BP). Peltu Eko Sutanto sebagai prajurit TNI merupakan termasuk peserta Program JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS