Peran Strategis Satelit dalam Kedaulatan Indonesia di Angkasa
Jakarta (Suara Kalbar)- Sebagai negara kepulauan, Indonesia dihadapkan pada pentingnya memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan bisnis satelit. Dalam konteks ini, satelit tidak hanya berfungsi sebagai tulang punggung telekomunikasi, tetapi juga sebagai manifestasi nyata dari kedaulatan di wilayah angkasa.
Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), M Ridwan Effendy, menekankan bahwa kendali atas bisnis satelit, keamanannya, dan perlindungan dari ancaman serangan merupakan kunci utama dalam menjaga kedaulatan negara di ruang angkasa. Untuk mendorong perkembangan bisnis satelit di Indonesia, Ridwan mengusulkan beberapa langkah yang perlu diambil oleh pemerintah.
Menurut Ridwan, untuk mendorong bisnis satelit di Indonesia, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah. Misalnya dengan memberikan peluang kepada BUMN dan swasta untuk menyediakan komunikasi satelit geostasioner, pasalnya satelit geostationery orbit (GEO) masih dibutuhkan. Untuk pembanguannya bisa dengan APBN atau isentif berupa dana universal service obligation (USO). Langkah selanjutnya dengan membentuk satelit nasional milik Indonesia dan asing dengan akses ke NMS (monitoring), dan gateway berada dalam yuridiksi Indonesia.
“Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi tingginya satelit low earth orbit (LEO) yang cakupannya global. Dalam hal ini, peran satelit Bakti bukan sebagai kompetitor operator, tetapi sebagai pelengkap,” katanya melansir dari Beritasatu.com, Rabu(31/1/2024).
Hinggga saat ini, Indonesia telah meluncurkan beberapa satelit nasional, termasuk BRIsat, Nusantara Satu, Telkom 3S, dan Merah Putih Total kapasitas satelit nasional 8.653 MHz dengan kapasitas ekuivalen sebesar 17 Gbps. Selanjutnya, ada HTS Bakti Ka Band di orbit 146 BT yang baru diluncurkan dan menyusul HTS Telkomsat.
Sementara itu, Kepala Divisi Infrastruktur Satelit Bakti Kemenominfo Sri Sanggrama Aradea menyampaikan, saat ini Indonesia memiliki satelit multifungsi Satria 1 yang merupakan high-throughput satellite (HTS) dengan kapasitas 150 Gbps.
Satelit ini diluncurkan pada Juni 2023 dan commercial operation date-nya pada 2 Januari 2024. Untuk satelit Satria 2 akan dibangun dalam bentuk twin satellite, yakni Satria 2A dan 2B. Kapasitasnya mencapai 300 Gbps.
Ketua Asosiasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI) periode 2005-2011 Tonda Priyanto menambahkan, Indonesia sejak 1976 sudah memiliki satelit yang menjadi penanda kedaulatan bangsa, menjamin keamanan bangsa, serta pemersatu bangsa.
Di kawasan Asia Pasifik, pertumbuhan bisnis satelit juga sangat tinggi, terutama di India. Di Indonesia sendiri, satelit menjadi bagian dari complimentary solutions untuk jaringan telekomunikasi.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





