Wali Kota Pontianak: Kerukunan Antar Etnis Kunci Sukses di Tahun Politik

Majelis Adat Budaya Batak Toba Gelar Musyawarah Besar.[SUARAKALBAR.CO.ID/.HO-Prokopim Pontianak]

Pontianak (Suara Kalbar) – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengingatkan masyarakat Pontianak untuk menjaga kondusifitas dan kerukunan menjelang pemilu tahun 2024. Pontianak  adalah kota yang sangat heterogen dengan berbagai etnis dan agama yang hidup berdampingan secara harmonis. Menjaga kerukunan antar-etnis dan antar-agama adalah suatu prioritas.

Wali Kota menekankan bahwa kerukunan ini mencerminkan wajah Provinsi Kalbar, yang memiliki latar belakang suku dan agama yang beragam namun hidup berdampingan dan rukun. Dia juga menyoroti pentingnya sinergitas dan kolaborasi di antara masyarakat, yang akan menghasilkan kota dan provinsi yang maju.

“Peran MABBT sangat besar dalam mewujudkan masyarakat yang guyub dan rukun,” ujarnya saat membuka Musyawarah Besar MABBT di Hotel Kapuas Palace, Kamis (28/9/2023).

Ia memaparkan, Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalbar, jika dilihat dari jumlah penduduknya berdasarkan data KTP elektronik, sudah mencapai 674.400 jiwa, dengan luas wilayah 118 kilometer persegi. Komposisi penduduk di Pontianak dengan dihuni berbagai etnis menjadikan kota ini sangat heterogen. Meski demikian, selama ini tidak ada gesekan-gesekan yang cukup besar berkaitan persoalan antar suku. Apalagi sudah banyak berdiri paguyuban-paguyuban yang menjadikan hubungan antar etnis harmonis dan saling menghormati.

“Sehingga apabila terjadi persoalan-persoalan di lapangan diupayakan difasilitasi melalui tokoh-tokoh adat yang ada di setiap paguyuban tersebut untuk diteruskan ke aparat penegak hukum sehingga permasalahan itu bisa diselesaikan,” ungkap Edi.

Heterogennya penduduk Kota Pontianak ini, lanjutnya lagi, mencerminkan wajah Provinsi Kalbar dengan berbagai latar belakang suku dan agama yang hidup berdampingan dan rukun.

“Kalau kerukunan terjaga, kebersamaan, sinergitas dan kolaborasi, maka akan terwujud Kalbar yang maju,” ucap dia.

Edi mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak juga telah membangun taman-taman kota sebagai ruang publik untuk masyarakat berinteraksi satu sama lainnya. Dengan berbaurnya masyarakat di ruang-ruang publik tersebut maka terjalin hubungan yang harmonis tanpa melihat perbedaan yang ada.

“Taman-taman yang ada di Pontianak menjadi wadah bagi warga masyarakat saling berinteraksi dengan berbagai latar belakang suku dan agama,” ungkapnya.

Ia berpendapat, sekarang ini tidak lagi berbicara soal keberagaman, suku dan agama, tetapi bagaimana menghadapi tantangan ke depan terhadap globalisasi serta mampu bersaing dengan negara-negara lainnya untuk menuju Indonesia Emas 2045 sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Presiden RI.

“Dengan memanfaatkan potensi yang kita miliki, saya yakin kita mampu bersaing dengan negara-negara lainnya,” imbuhnya.

Ketua Umum MABBT Dr Anthoni B Aritonang menuturkan, awal berdirinya MABBT pada tahun 2015 lalu. Dalam kegiatannya, MABBT merupakan organisasi non politik, bersifat independen dan tidak berafiliasi kepada salah satu partai politik peserta Pemilu.

“MABBT keanggotaannya terdiri dari 48 perkumpulan marga, dimana masing-masing marga anggotanya kurang lebih 50 kepala keluarga,” terangnya.

Dia menambahkan, keanggotaan di MABBT merupakan kumpulan marga batak toba yang saat ini terdaftar 48 kumpulan marga dan masih ada beberapa kumpulan marga pada kesempatan ini kemungkinan akan bergabung secara resmi dengan keanggotaan MABBT.

“Tujuan dibentuknya MABBT sebagai wadah mempererat silaturahim anggotanya serta untuk menjalin anggota kumpulan marga,” sebutnya.

Anthoni menerangkan, MABBT senantiasa bekerja sama dengan entitas etnis untuk melestarikan kerukunan dan kedamaian yang sudah tercipta selama ini dalam berinteraksi di tengah-tengah masyarakat Pontianak yang bersifat heterogen. MABBT juga turut aktif berkontribusi dalam forum-forum dialog lintas etnis serta beberapa organisasi di bawah pembinaan Forkopimda.

“Dengan mengutus anggota kami untuk ambil bagian dalam kepengurusan organisasi antara lain Paguyuban Merah Putih Tingkat Kota Pontianak, Forum Pembauran Kebangsaan dan sebagainya,” katanya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS