UU Anti Deforestasi Uni Eropa Berpotensi Menghambat Ekspor Kelapa Sawit Indonesia
Suara Kalbar – Uni Eropa (UE) telah menetapkan UU Anti Deforestasi yang menimbulkan sorotan atas potensi dampaknya terhadap ekspor kelapa sawit dari Indonesia. Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, UU Anti Deforestasi ini mendorong pemerintah Indonesia untuk mencari pasar alternatif bagi komoditas kelapa sawit.
Dalam konteks ini, China telah muncul sebagai salah satu pasar yang menarik untuk dijadikan pengganti Uni Eropa. Pada tahun 2019, ekspor kelapa sawit ke China mencapai 8 juta ton, namun angka tersebut mengalami penurunan menjadi 6 juta ton akibat pandemi Covid-19.
Eddy Martono menekankan bahwa langkah UU Anti Deforestasi dari Uni Eropa dapat menyulitkan ekspor kelapa sawit Indonesia dan menciptakan tantangan baru bagi para pengusaha kelapa sawit. Oleh karena itu, pencarian pasar alternatif seperti China menjadi langkah strategis dalam menjaga kelangsungan perdagangan dan industri kelapa sawit Indonesia.
Melansir dari Suara.com–Jaringan Suarakalbar.co.id, Rabu (2/8/2023), ia mengatakan, China bisa dipasok lebih kuat lagi untuk menjadi pasar pengganti Uni Eropa. Tahun ini, Gapki menargetkan ekspor kelapa sawit mencapai 7 juta ton, dan tahun depan di atas 8 juta ton. Pasar China memiliki potensi yang cukup besar dan menjanjikan.
Selain China, pasar non tradisional juga menjadi opsi sebagai pengganti pasar Uni Eropa. Gapki telah mulai menjajaki pasar non tradisional seperti Rusia dan India.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa akibat kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa, ekspor Indonesia senilai sekitar US$ 6,7 miliar berpotensi terhambat.
Dampak UU Anti Deforestasi Uni Eropa juga akan dirasakan secara langsung oleh sekitar 8 juta petani kopi, kelapa sawit, karet, kakao, kayu, dan produk turunannya di Indonesia.
Pada tanggal 16 Mei 2023, Uni Eropa memberlakukan UU Anti Deforestasi yang mencakup tujuh komoditas, termasuk kelapa sawit, kopi, daging, kayu, kakao, keledai, dan karet.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS






