KHUTBAH JUMAT 04 Agustus 2023 Al Mukhlishin Mempawah Kalbar, Silakan Dikutip

Pondok Pesantren Al Mukhlishin Desa Antibar Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat. SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. Istimewa

Larangan Menjadi Tukang Adu Domba

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،  وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا  مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ : فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ : اِتَّقُوا اللهَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada kita, sehingga kita berkumpul di sini untuk melaksanakan Shalat Jumat. Shalawat dan salam semoga tercurah bagi Nabi akhir zaman teladan umat, Nabi Muhammad Saw., juga kepada keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya.

Bertakwalah kepada Allah Swt. dengan sebenar-benar takwa. Yaitu, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sungguh, takwa ialah sebaik-baik bekal dalam menjalani kehidupan ini.

Kaum muslimin rahimakumullah.

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Islam adalah agama yang memerintahkan umatnya untuk hidup dengan damai, saling mengerti, saling membantu, saling menolong, saling memaafkan.

Oleh karena itu, Islam sangat membenci namimah atau adu domba. Islam juga melarang pemeluknya untuk melakukanadu domba serta menaati orang yang suka adu domba. Allah Swt. berfirman:

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍ 10 هَمَّازٍ مَّشَّاءٍۢ بِنَمِيْمٍ 11

Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah.” (QS. al-Qalam 10-11).

Ketika dua orang yang dalam konflik, kita tidak boleh mendiamkan mereka. Kita harus mendamaikan mereka. Allah Swt. berfirman:

وَاِنْ طَاىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۖفَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah.” (QS. al-Hujuraaf: 9).

Kaidah ushul fikih mengatakan bahwa perintah melakukan sesuatu adalah larangan melakukan kebalikannya. Artinya, perintah mendamaikan dua orang yang bertikai ialah larangan mengadu domba keduanya.

Oleh karena itu, janganlah kita menjadi tukang adu domba yang suka memanas-manasi orang yang bertikai karena itu bisa memperpanjang pertikaian, bahkan tidak jarang berakhir dengan pertumpahan darah.

Lebih berbahaya lagi jika seseorang mengadu domba antar dua orang yang berdamai hingga mereka menjadi saling bertikai.

Orang yang suka namimah atau suka mengadu domba dalam bahasa Al Qur’an diumpamakan sebagai pembawa kayu bakar. Hal itu karena orang yang suka mengadu domba telah membakar hati orang agar mereka bermusuhan.

Di dalam al-Qur’an, Allah Swt. menceritakan istri Abu Lahab dengan firman-Nya:

وَّامْرَاَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).” (QS. al-Lahab: 4),

Istri Abu Lahab diceritakan sebagai pembawa kayu bakar karena ia sebagai penyebar fitnah, memfitnah Rasulullah Saw. Akibat perbuatannya itu, Allah Swt. telah memvonisnya kelak masuk ke dalam api neraka. Karena itu, takutlah berbuat namimah atau adu domba.

Kaum muslimin rahimakumullah.

Jika ada orang datang kepada kita menceritakan keburukan orang lain, maka jangan segera kita mempercayainya karena di tempat orang lain ia pun akan menceritakan keburukan kita. Dalam maqalah-nya, Imam Syafii berkata:

مَنْ نَمَّ لَكَ نَمَّ عَلَيْكَ، وَمَنْ نَقَلَ إِلَيْكَ نَقَلَ عَنْكَ

Barang siapa yang menyebarkan namimah (mengadu domba) kepadamu, maka ia akan bernamimah tentangmu. Barang siapa yang menukilkan kejelekan orang lain kepadamu, maka ia akan menukilkan kejelekanmu (kepada orang lain).”

Oleh karena itu, jagalah telinga dari ucapan orang-orang yang suka namimah/adu domba dan jagalah mulut agar tidak ikut melakukan namimah. Sesungguhnya, watak itu menular.

Jika kita sering mendengar namimah, maka sadar atau tidak sadar, kita juga akan melakukan namimah. Dan, jika kita biasa membaca tulisan namimah, maka ia pun akan menuliskan atau minimal menyebarkan namimah itu.

Ketahuilah jika seseorang memukul orang lain, bisa jadi pukulan itu dirasakan orang tersebut sangat menyakitkan, tetapi tidak lama kemudian rasa sakit itu akan hilang. Namun, jika seseorang melakukan namimah, maka namimah yang diucapkan atau yang ditulis akan terus menerus akan disampaikan ke banyak orang, sehingga kita sudah sulit untuk mengontrolnya.

Jika kita sudah pernah mencemarkan nama baik seseorang lalu orang itu meminta kita membersihkan kembali namanya, bisakah kita? Tidak. Maksimal, kita hanya bisa klarifikasi. Kata-kata kita tetap akan beredar terus di masyarakat.

Karena itu, berhati-hatilah terhadap perbuatan namimah / mengadu domba. Tinggalkan sejauh-jauhnya.

Semoga yang disampaikan ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita dijauhkan dari dosa namimah. Amin ya rabbal alamin.

اِنَّ اَحْسَنَ الْكَلَامِ، كَلَامُ اللهِ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ، وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ، وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ، فَاِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمعُوْا لَهُ، وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ، اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

(Khutbah Kedua)

 اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا اَمَرَ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِرغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ…… إِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَخُضُوْرِ الْجُمُعَةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكَانُوْا بِهِ يَعْدِلُوْنَ، سَادَاتِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اَللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَهلِكِ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى وَالْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، اَللّٰهُمَّ اَمِنَّا فِى دُوْرِنَا، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ أُمَوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ وَالوَبَاءَ والرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلاَدِ المُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ…… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكبَرُ…

PONDOK PESANTREN AL MUKHLISHIN ANTIBAR, MEMPAWAH, KALBAR

04 Agustus 2023

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Exit mobile version