SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Lifestyle Keunikan “Digital Bakery” di LA, Permen Hasil Olahan Printer 3D

Keunikan “Digital Bakery” di LA, Permen Hasil Olahan Printer 3D

Perusahaan “Sugar Lab” di Los Angeles, California, AS, memproduksi permen dan cokelat dengan menggunakan teknologi pencetakan 3D pertama di AS, 7 Juli 2023. (REUTERS/Mike Blake)

Suara Kalbar – Di kota Los Angeles terdapat sebuah kedai makanan kecil yang menawarkan permen dan hiasan kue hasil dari printer 3D. Toko ini menamai dirinya “digital bakery” dan mengklaim mampu mencetak permen dengan desain yang rumit dalam jumlah besar.

Awal mula perjalanan salah satu pendiri “Sugar Lab,” Kyle von Hasseln, ke dunia kreatif kuliner gula dimulai ketika ia masih menjadi mahasiswa di Institut Arsitektur California Selatan. Pada saat itu, ia membeli sebuah printer 3D tradisional dan mulai mengutak-atik serta melakukan percobaan dengan berbagai bahan makanan.

Hasil eksperimennya sungguh menakjubkan, karena printer makanan 3D buatannya menjadi satu-satunya di dunia yang mendapatkan sertifikasi dari badan keamanan pangan National Sanitation Foundation (NSF). Tidak seperti printer permen 3D lainnya, seperti yang dijelaskan oleh Hasseln, mesin buatannya mampu menggunakan butiran gula halus sebagai bahan, bukan pasta, sehingga memberikan kemampuan untuk menciptakan detail yang lebih rinci pada permen dan memberikan kontrol yang lebih besar pada produk akhirnya.

“Printer 3D kami ini luar biasa karena merupakan satu-satunya yang bersertifikasi NSF di dunia, dan satu-satunya yang beroperasi dalam skala besar. Jadi kami dapat mencetak ribuan produk dalam semalam dan menyiapkannya untuk koki di pagi hari. Dan itulah perbedaan utama antara printer kami dan printer 3D lain untuk makanan,” kata Hasseln.

Selain permen dalam berbagai bentuk, mulai dari karakter kartun, pahlawan super hingga penyihir, Hasseln dan krunya juga mencetak hiasan kue yang dapat dimakan, bahan tambahan minuman, dan penganan ringan lain.

File digital adalah langkah pertama dari perjalanan pencetakan makanan berbahan gula itu. File itu selanjutnya diubah menjadi model 3D oleh desainer Sugar Lab James Choe. Kepala Koki Sugar Lab, Jonathan Solomon, kemudian mentransfernya ke printer, yang berfungsi mengubah bahan-bahan menjadi penganan yang diinginkan.

“Saya benar-benar merasa seperti mulai mengerjakan makanan masa depan, khususnya hidangan penutup. Suatu hari printer ini akan ada di dapur semua orang — bukan besok, tapi, Anda tahu, lebih cepat daripada yang kita perkirakan,” jelas Solomon.

Hasseln mengaku banyak koki tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaannya.

“Respons terhadap apa yang kami lakukan di Sugar Lab sangat positif. Kami sangat bersyukur. Mungkin ada dua cara untuk mengukurnya. Yang pertama dari koki. Reaksi mereka sangat menyenangkan Mereka menyemangati kami, mereka ingin terlibat, mereka ingin bekerja bersama kami, dan mereka memiliki gagasan tentang cara menggunakan teknologi ini. Yang kedua dari klien kami. Bukannya memakan permen atau kue hasil cetakan, mereka malah menyimpannya, membawanya pulang dan menaruhnya di rak, dan menunjukkannya kepada teman-teman mereka,” jelasnya.

Sebelum printer semacam itu ada di dapur semua orang, suguhan manis tersebut dapat dipesan atau dibeli secara khusus di situs web Sugar Lab. Namun harganya relatif masih mahal. Enam permen stroberi berisi coklat dan krim jahe yang panjangnya sekitar 2,5 sentimeter dijual seharga $25.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan