SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Menekan Kesenjangan Layanan Kanker Anak di Indonesia Timur

Menekan Kesenjangan Layanan Kanker Anak di Indonesia Timur

Jumlah penderita kanker di Indonesia relatif kecil, tetapi tingkat kesembuhannya rendah karena terlambat diagnosa. (Foto: Courtesy/YKAKI Makassar)

Suara Kalbar– Merawat anak dengan kanker menjadi perjuangan berat bagi orang tua. Bebannya menjadi berlipat di kawasan Indonesia timur, karena ketiadaan dokter spesialis dan layanan kesehatan.

Tidak pernah terbersit sedikitpun di benak Indah Permatasari bahwa Denis, anaknya yang pada akhir 2021 lalu baru berumur sekitar 6 tahun menyimpan penyakit dalam tubuhnya. Seperti kebanyakan anak lain, Denis gemar bermain bola di kampung mereka, di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

“Awalnya saya belum tahu, cuma ini saya punya anak jatuh. Sempat jatuh main bola. Tapi namanya anak-anak main bola ya, kita bilang keseleo saja. Terus saya bawa urut, segala macam,” ujar Indah mengawali ceritanya kepada VOA.

Sekitar November 2021, ketika Indah dan Denis berada di Sulawesi Selatan untuk sebuah acara keluarga, kondisi Denis makin parah.

Anak-anak yang sedang menjalani perawatan kanker tinggal sementara di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Indonesia, September 2019. (Foto: Yayasan Onkologi Anak Indonesia)
Anak-anak yang sedang menjalani perawatan kanker tinggal sementara di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Indonesia, September 2019. (Foto: Yayasan Onkologi Anak Indonesia)

“Dia muntah darah sama mimisan, bau sekali muntah darahnya. Warna hitam,” ujar Indah.

Dokter di rumah sakit Maros yang memeriksa Denis mencurigai kemungkinan kanker darah menyerang anak itu. Rujukan pun diberikan dan Denis dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo di Makassar. Di sanalah anak itu pertama kali menerima tranfusi darah HB 5 kantong dan trombosit 26 kantong.

Indah tidak mungkin membawa Denis pulang ke Kolak karena tidak ada dokter dan rumah sakit yang bisa merawatnya di sana. Makassar menjadi pilihan satu-satunya, sebab di kota inilah ada dokter spesialis kanker anak. Karena itulah, dalam dua tahun terakhir dia tinggal di sebuah rumah bercat putih, di Jalan Perintis Kemerdekaan, yang disediakan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Makassar.

Rumah singgah YKAKI Makassar untuk keluarga pasien anak dengan kanker dari kawasan timur Indonesia selama menjalani pengobatan di RSUP Wahidin Sudirohusodo. (Foto: Courtesy/Nurul H)
Rumah singgah YKAKI Makassar untuk keluarga pasien anak dengan kanker dari kawasan timur Indonesia selama menjalani pengobatan di RSUP Wahidin Sudirohusodo. (Foto: Courtesy/Nurul H)

“Kalau di Kolaka tidak ada tempat merawat, karena masih provinsi baru. Sangat berat kalau di sana, kalau seumpama dia demam dan butuh tranfusi kurang darah, ujungnya dirujuk ke Wahidin. Apalagi, saya punya anak itu darahnya AB plus, susah mencarinya. Jadi YKAKI sangat menolong saya,” papar Indah.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

Komentar
Bagikan:

Iklan