Petani Mitra PT Jo Perdana Agri Technologi Harap Bisa Tetap Bekerja

Sebanyak 714 Petani Mitra PT Jo Perdana Agri Technologi prihatin atas berbagai permasalahan yang terjadi di Perusahaan beberapa waktu terakhir.

Bengkayang (Suara Kalbar) – Sebanyak 714 Petani Mitra PT Jo Perdana Agri Technologi prihatin atas berbagai permasalahan yang terjadi di Perusahaan beberapa waktu terakhir. Akibatnya para petani Mitra PT Jo Perdana Agri Technologi terganggu dalam bekerja.

“Berharap tetap bisa bekerja karena menggantungkan hidup selama ini dengan perusahaan untuk membiayai anak-anaknya sekolah,” ujar Hendra, Mandor PT Jo Perdana Agri Technologi, Jumat (23/12/2022) lalu pukul 10.00 WIB.

Dia menjelaskan sangat prihatin dengan terus adanya polemik yang terjadi beberapa kali waktu terakhir. “Namun kami bersama petani mitra PT Jo Perdana Agri Technologi serta karyawan lainnya tetap semangat bekerja,” katanya.

“Harapan kami, semua pihak yang berkepentingan dalam hal ini dapat segera menyelesaikan permasalahan, sebab kami sendiri sudah merasa aman dan nyaman dengan hasil dari pekerjaan yang cukup untuk kebutuhan keluarga,” jelasnya.

Ia mengatakan bisa menyekolahkan anak, bisa bekerja dengan gaji layak dan juga perusahaan tepat waktu dalam memberikan hak kami sebagai karyawan perusahaan, sebab di perusahaan inilah saya bersama ratusan petani mencari nafkah dalam situasi yang sulit akibat pandemi Covid-19.

“Keberadaan perusahaan PT Jo Agri Technologi ini telah membantu kami yang ada di desa Goa Boma, desa Serindu dan Desa Jahandung,” jelasnya.

Dia berharap tetap bisa bekerja di perusahaan ini, dan bagi pihak-pihak yang ada kepentingan dan terjadinya permasalahan agar dapat diselesaikan dengan baik, dengan kepala dingin tanpa harus mengorbankan para petani dan karyawan, sebab jika keberadaan perusahaan ini sudah sangat menolong kami yang ada di Kecamatan Monterado khususnya di desa Goa Boma, Serindu dan Jahandung.

Di sekitar PT Jo Perdana Agri Technologi di naungi oleh tiga wilayah adat yaitu Ketua Adat Desa Goa Boma, Ketua Adat Desa Serindu dan Ketua Adat Desa Jahandung.“Kami hadir diundang oleh Ketua Koperasi dan para petani mitra PT Jo Perdana Agri Technogi. Selaku Ketua ada kami juga bertanya apa maksud dan tujuan adanya fortal dan pamabang, apakah tujuannya melarang perusahaan panen atau merintangi masyarakat petani mitra panen, karena dengan adanya kegiatan pemortalan itu kedua pihak dirugikan yaitu petani mitra dan juga perusahaan ,” katanya.

Dari sisi adat, dilakukannya fortal dan dipasang Pamabakng itu harusnya tidak sembarangan, karena makna dari Pamabakng adalah melarang manusia melakukan tindakan anarkis atau diluar kewajaran dan juga menjaga hal-hal yang jahat terjadi.

“Namun kita sebagai pengurus adat juga bertanya apa tujuan Pamabakng tersebut dan untuk siapa, sebab pelaku dalam melakukan portal tidak ada pemberitahuan kepada kami selaku pengurus ada sebab pemasangan Pamabakng itu harus melalui acara adat,” jelasnya.

Ia mengatakan untuk diketahui bahwa sebagai orang Dayak jika pasang adat harus ada tujuan.“Adat Pamabakng atau adat menolak hal yang tidak diinginkan apabila ada yang mau anarkis harus tunduk tidak boleh dilakukan itu maknanya, pemasangan adat Pamabakng itu tidak boleh dilakukan sembarangan dan namanya adat tidak boleh dilakukan sembarangan,” katanya.

Pamabang itu mencegah manusia melakukan anarkis, dan juga mencegah segala hal-hal yang tidak diinginkan oleh barang yang tidak kelihatan atau barang halus, itu maknanya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Penulis: KurnadiEditor: Suhendra