Jelang Tahun Politik, Tantangan FKUB di Mempawah Makin Berat

Mempawah (Suara Kalbar) – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mempawah menggelar kegiatan Sosialisasi Moderasi Beragama dan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 tahun 2006 di Rumah Melayu Mempawah, Selasa (27/9/2022).
Ketua FKUB Mempawah, Iis Iskandar, menjelaskan, tujuan kegiatan sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat terhadap pentingnya membangun dan memelihara kerukunan umat beragama.
“Pembentukan FKUB didasarkan pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama masing-masing Nomor 8 Tahun 2006 dan Nomor 9 Tahun 2006,” ujarnya.
Iis Iskandar menambahkan, FKUB adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.
“Karena itu, FKUB memiliki peran strategis bagi pemerintah daerah. Ikut serta membentuk karakter bangsa. Membentengi generasi dari paham keagamaan yang ekstrem,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mempawah, Hasib Arista, mengakui FKUB memiliki peran strategis dalam mengelola keberagaman dan merawat kerukunan di Indonesia.
“Oleh karenanya, FKUB perlu terus mensosialisasikan dan mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama yang dapat mendorong kerukunan dan toleransi di antara berbagai elemen masyarakat,” ujarnya.
Hasib Arista melanjutkan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, telah menetapkan 7 (tujuh) Program Prioritas Kementerian Agama, di antaranya adalah penguatan moderasi beragama.
Program ini merupakan kelanjutan sebelumnya yang pernah diinisiasi oleh Lukman Hakim Saifuddin (LHS), dan diteruskan oleh Fachrul Razi.
“Moderasi beragama merupakan asas (landasan) utama pembangunan nasional yang telah tertuang dalam RPJMN 2020-2024,” ungkap dia.
Menurut Hasib Arista, Menteri Agama telah mencanangkan tahun ini sebagai Tahun Toleransi 2022. Kebijakan yang ingin mewujudkan lahirnya suasana kebangsaan yang penuh toleransi tanpa diskriminasi.
Konsep yang ingin dikembangkan menyangkut unsur perayaan keberagamaan dan pemenuhan hak konstitusi; penguatan komitmen penyelenggaran negara, penguatan toleransi dunia pendidikan, tempat ibadah dan ceramah agama, dunia usaha, penegakan hukum, dan interaksi di media sosial dengan tingkat hatespeech yang menurun.
Pada 2022 akan diluncurkan harmony week dan puncak hari toleransi internasional yang diharapkan menjadi pemacu publik untuk terus menjaga kerukunan, kedamaian, dan kerja sama antarelemen bangsa, khususnya umat beragama.
“Nah, Tahun Toleransi 2022 juga diharapkan dapat menjadi perekat yang sangat kuat dalam menghadapi tahun politik pada 2023-2024,” pungkas Hasib Arista.
Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi, turut hadir memberikan sambutan dan membuka kegiatan secara resmi.
Menurutnya, masyarakat yang rukun menjadi modal utama bagi kemajuan suatu daerah.
“Mari kita bersinergi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Terlebih, FKUB Kabupaten Mempawah merupakan tokoh-tokoh yang familiar. Atas nama Pemerintah Kabupaten Mempawah, kami ucapkan terima kasih FKUB telah berkontribusi menciptakan masyarakat yang tentram, damai dan harmonis,” kata Muhammad Pagi.
Pemerintah daerah, tambahnya, akan memberikan sokongan untuk energi dalam meningkatkan peran di tengah masyarakat.
“Kalau ada masalah, harus kita selesaikan dengan arif dan bijak. Jangan saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. Tetapi harus saling memperbaiki. Mewujudkan masyarakat yang cerdas, mandiri dan terdepan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Syahrul Yadi, menjelaskan, wajah Indonesia ke depan akan ditentukan sukses tidaknya implementasi moderasi beragama.
“Yaitu corak beragama yang mengambil jalan tengah (tidak ekstrem kanan dan ekstrem kiri),” katanya ketika menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi moderasi beragama di Rumah Melayu Mempawah.
Tantangan FKUB ke depan akan makin berat. Diantara yang melatarinya adalah pertama, media sosial jadi tantangan dalam menciptakan kondisi yang kondusif. Syahwat kolonial. Syahwat ingin menjajah.
“Indonesia jadi ladang pertarungan blok Barat, Amerika dan blok Timur, China. Indonesia menjadi pasar ekonomi yang luar biasa, karena jumlah terbesar keempat penduduk dunia,” katanya dengan semangat berapi-api.
Kedua, organisasi Transnasional. Dia ada beroperasi di Indonesia, pusatnya berada di luar negeri. Kasus di Sintang menjadi contoh nyata.
“Dan ketiga, solidaritas identitas. Memperjuangkan kelompoknya mati-matian. Ini menjadi kelemahan berfikir dan membahayakan keutuhan bangsa dan mencederai Bhinneka Tunggal Ika. Berpikiran subjektif dan sempit,” jelasnya.
Keempat, bias pesta demokrasi. Bicara politik semuanya menjadi dibikin halal. Politik identitas menjadi efek bias demokrasi.
“Kelima, subjektifitas beragama. Ketika di mimbar umum, tidak dibenarkan mencela agama lain. Bicara soal Indonesia dan bicara semangat menjaga moderasi dalam beragama,” katanya di hadapan para peserta.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, ada alternatif solusi yang ditawarkan, yakni Penguatan moderasi beragama. Program prioritas Kementerian Agama.
“Ada empat indikator utama moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, dan menghargai kearifan lokal (local wisdom),” terang Syahrul Yadi.
Lima langkah yang telah dan akan dilakukan: (1) penguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama jalan tengah. (2) penguatan harmonisasi dan kerukunan umat beragama. (3) penyelarasan relasi agama dsn budaya. (4) peningkatan kualitas pelayanan kehidupab beragama. (5) pengembangan ekonomi dan sumber daya keagamaan.
“Dukungan stakeholders. Buat regulasi yang disepakati bersama dalam mendukung menciptakan kehidupan masyarakat yang damai. Selain itu juga penting anggaran FKUB mesti didukung maksimal oleh Pemda. FKUB kata kunci kedamaian. Kerukunan umat beragama modal utama yang mahal. Harus diperjuangan bersama demi NKRI harga mati,” tutupnya.
Hadir pula Kepala Bagian Tata Usaha Kemenag Kalbar, Kaharudin sebagai moderator yang mendampingi Kakanwil Kemenag Kalbar sebagai narasumber.
Kemudian, Kasubbag Tata Usaha Kemenag Mempawah Ishak beserta para kasi, tokoh agama, tokoh adat, camat dan para undangan lainnya hadir mendengarkan dengan saksama penjelasan dari para narasumber.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now