Pemuda Katolik Minta Penjelasan Pembekuan Dua Sekolah Katolik di Kalbar

Pontianak (Suara Kalbar) – Berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Katolik Kementrian Agama Republik Indonesia tanggal 8 Juli 2022. Ada dua sekolah Katolik di Kalimantan Barat yang diberikan sanksi pembekuan dan pembatalan bantuan pendidikan di karenakan dua sekolah tersebut tidak memenuhi kriteria yang sudah di tetapkan oleh Direktur pendidikan Katolik.

Dua sekolah yang dibekukan adalah SMAK Santo Thomas Tayan Hilir dan SMAK Ignatius Loyola Ngabang. Alasan pembekuan Menurut isi surat karena dua sekolah tersebut telah mengalami kemunduran dalam hal jumlah siswa baru yang mendaftar di tahun ajaran 2022/2023.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Pemuda Katolik Kalbar Teofolus Boni mengatakan Pemerintah mestinya terbuka terhadap masukan-masukan dari Masyarakat.

“Dalam hal ini respon cepat Kementrian Agama sangat diperlukan agar masyarakat dapat mengetahui apa sebenarnya yang menjadi dasar pembekuan kedua sekolah tersebut,”ungkapnya dalam rilis yang disampaikan Suarakalbar.co.id pada Minggu (31/7/2022).

Sejauh ini belum ada penjelasan yang lebih konkrit dan jelas terkait pembekuan dua sekolah tersebut.

“Saya berharap pihak bimas Katolik dapat membuka data hasil evaluasi yang sudah dilakukan sehingga masyarakat tidak berspekulasi kesana kemari terkait alasan sebenarnya dari pembekuan ini terlebih lagi banyak pihak yang mempertanyakan langkah pembekuan ini, mungkin bisa dipilih opsi lain yang dapat diambil selain pembekuan,”ungkapnya.

Oleh karena itu Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kalimantan Barat meminta kepada Dirjen Bimas Katolik melalui Pebimas Katolik Kalbar untuk menjelaskan kepada masyarakat Katolik di Kalimantan Barat melalui organisasi Masyarakat Katolik dan kepada tokoh-tokoh Katolik di Kalbar.

“Karena masalah ini sudah menjadi bola liar di kalangan masyarakat Katolik Kalimantan Barat,”tegasnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS