Kedutaan Inggris Kunjungi Mempawah, Lihat Lebih Dekat Restorasi Mangrove
Mempawah (Suara Kalbar) – Kabupaten Mempawah kedatangan tamu istimewa, Rabu (8/6/2022).
Tamu itu adalah Mr. Ken O’Flaherty dari United Kingdom Goverment’s COP26 UNFCCC Regional Ambassador to Asia Pasific dan South Asia.
Kedatangan Mr. Ken ke Mempawah, tepatnya di Mempawah Mangrove Park (MMP) Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, disambut Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC), Raja Fajar Azansyah.
Ditemani beberapa staf Kedutaan Inggris, kunjungan Mr. Ken ini sehubungan dengan telah disusunnya UK – Indonesia Partnership Roadmap 2022 – 2024 antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintahan Inggris.
Terkait itu pula Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sedang menjajaki kerjasama perlindungan dan restorasi lahan gambut, serta ekosistem mangrove pada lokasi target BRGM sesuai rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 yang telah disusun.
Menindaklanjuti hal tersebut, United Kingdom Goverment’s COP26 UNFCCC Regional Ambassador to Asia Pasific dan South Asia mengunjungi Indonesia dan ingin mengetahui lebih dekat tentang kondisi riil di lapangan dalam penanganan Gambut dan Restorasi Mangrove.
Terpilih lah Desa Parit Banjar, Kecamatan Mempawah Timur untuk penanganan gambut serta Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir untuk kegiatan restorasi mangrove.
Ketua MMC, Raja Fajar Azansyah, menyambut baik dan tidak menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan Mr. Ken dan Kedutaan Inggris di Mempawah.
Ia pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menjual isu cara percepatan perluasan hutan mangrove dan meningkatkan persentase keberhasilan dalam kegiatan penanaman mangrove.
“Karena selama ini perlu kerja keras dalam penanaman mangrove yang nantinya keberhasilan tersebut akan menambah luasan hutan mangrove yang ada,” ujar dia.
Pada kesempatan itu, Fajar juga menginformasikan terkait pembangunan pengaman pantai yang murah, mudah dan bisa diaplikasikan di tempat dimana memiliki permasalahan yang ada.
Yaitu, OCD atau Organic Coastal Defence, sebuah bangunan pengaman pantai yang terdiri dari 2 struktur bangunan yang saling keterkaitan, Organic Break Water dan Mud Trap.
“OCD ini merupakan kerjasama antara MMC dengan Fakultas Teknik Lingkungan, Universitas Tanjungpura. Lahir dari pengalaman, serta pengamatan selama ini dan ilmu pengetahuan,” ungkap Fajar.
Saat ini, imbuh dia, OCD telah dibangun dan terus dibantu agar menjadi baik dan model yang dapat diterapkan dalam kegiatan rehabilitasi mangrove di wilayah manapun di Indonesia.
“Kami harap OCD ini dapat terus dikembangkan. Dan Juli 2022 ini, akan dikerjasamakan melalui Universitas Tanjungpura Pontianak melalui Fakultas Teknis Lingkungan Hidup, MIPA, serta ITB dan Swansea University Inggris,” ujarnya.
Fajar yang juga menjabat Staf Ahli Bupati Mempawah Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia pun berharap hal itu dapat terwujud.
Karena yang dilakukan pihaknya merupakan bentuk kecintaan dan sumbangsih untuk daerah agar pemanfaat mangrove dan kegiatan konservasi dapat terus berkelanjutan.
Terkait apa yang disampaikan Fajar mendapat respon positif dari Mr. Ken. Dan pada saat berdiskusi bersama masyarakat, ia pun mengapresiasi kegiatan restorasi dan konservasi mangrove yang ada di Kabupaten Mempawah ini.
“Saya berjanji, ini bukan pertama dan terakhir kesini. Dan mudah-mudahan ini akan ada tindak lanjutnya. Kerjasama merestorasi dan memperluas hutan mangrove yang ada, melalui Pemerintah Indonesia,” ucap dia.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS