Bayi Udang Vaname Mulai Tumbuh, Selangkah Lagi Nelayan Sungai Kunyit Bisa Mandiri
Mempawah (Suara Kalbar) – Nelayan tangkap yang terdampak pembangunan Terminal Kijing di Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, kini ramai-ramai merintis budidaya udang Vaname.
Budidaya yang tengah ditekuni ini, merupakan rangkaian program transformasi PT Pelindo selaku operator Terminal Kijing yang tak lama lagi akan beroperasi.
Sebelumnya, para nelayan terdampak mengikuti serangkaian pembekalan pengetahuan dan keterampilan oleh PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) Sub PT Pelindo dengan tagline “Smart Aquaculture”.
Mereka dilatih dan diberikan bantuan pengembangan budidaya udang Vaname yang bernilai ekonomis tinggi dan punya pangsa ekspor yang sangat luas.
Pekan lalu, setelah dianggap cukup memiliki pengetahuan tentang budidaya udang Vaname, puluhan ribu benur atau bibit udang Vaname pun didatangkan ke Sungai Kunyit.
Bukan main senangnya para nelayan ketika benur telah tiba dan siap dibudidayakan, Jumat (17/12/2021) malam.
Misalnya saja di Kelompok Nelayan Windu, Desa Sungai Duri I, Kecamatan Sungai Kunyit.
Saking bahagia dan bersyukurnya, Hamdani, sang ketua kelompok, bersama nelayan lainnya, sampai melantunkan shawalat Nabi Muhammad SAW, saat satu persatu kantong berisi benur ditebar ke dalam bioflok (kolam budidaya).
Kedatangan ribuan benur itu dalam pengawasan langsung para tenaga ahli konsultan PT PLMI sub PT Pelindo.
Hamdani selanjutnya menjelaskan, kedatangan benur udang Vaname ini memang sudah ditunggu kelompok nelayan yang dipimpinnya.
“Atas bantuan dan pembinaan dari PT PMLI sub PT Pelindo, kami telah siap untuk membudidayakan udang Vaname,” jelasnya.
Untuk budidaya ini, tambah Hamdani, pihaknya tidak memerlukan lahan yang luas.
Di atas tanah ukuran 12×15 meter, kelompok nelayan Windu sudah bisa mendirikan empat buah kolam bioflok berdiameter 5.
“Satu kolam ini, kita menebar sebanyak 7.500 benur udang Vaname. Untuk sementara, kami menggunakan tiga kolam, jadi benur yang ditebar sebanyak 22.500,” ucapnya.
Menurut Hamdani, budidaya udang Vaname telah memberikan harapan baru bagi para nelayan tangkap saat nantinya mereka tidak bisa lagi melaut karena operasional Terminal Kijing.
“Kami benar-benar gembira, dan budidaya ini akan terus kami tekuni guna menopang perekonomian keluarga kami,” tutupnya.
Tetap Dibimbing Konsultan PMLI
Salah seorang yang paling sibuk melakukan bimbingan dalam proses budidaya udang Vaname ini adalah Dudi Lesmana.
Dudi adalah pakar kelautan dari IPB Bogor yang menjadi tenaga ahli konsultan PMLI sub PT Pelindo.
Saat benur tiba di kolam bioflok, Dudi Lesmana terus membimbing kelompok nelayan agar menebar benur dengan teknik yang tepat sesuai pelatihan yang diberikan.
Kepada SUARAKALBAR.CO.ID, Dudi menegaskan, setelah penebaran benur udang Vaname ini, kunci keberhasilan budidaya dengan metode bioflok ini adalah kelompok nelayan harus bisa menjaganya dengan disiplin.
Sebab, budidaya bisa berhasil apabila flok, bakteri atau mikroba yang mengubah limbah dari urin dan sisa pakan menjadi bahan organik dapat tumbuh dengan baik sebagai pakan alami oleh udang.
“Jika nelayan budidaya tidak disiplin, bisa jadi flok ini tidak tumbuh. Karena itu, kami di PT PMLI tetap melakukan pengecekan dua hari sekali,” katanya.
Pihaknya sudah menjelaskan, bahwa dalam kolam itu harus tumbuh flok 20-40 mililiter air. Sebab budidaya dengan kolam ini tidak menggunakan metode ganti air. Semua limbah diubah menjadi pakan udang.
Dalam upaya pendampingan ini, PT PMLI turut menempatkan seorang tenaga pendamping sehingga berbagai kendala kelompok nelayan dapat dengan cepat diatasi.
Nah, jika semua kendala dapat teratasi, maka dalam 100 hari, kelompok nelayan di Sungai Kunyit sudah bisa melaksanakan panen udang Vaname yang bernilai ekonomis tinggi.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now