Kemelut Kesultanan Kadriah Pontianak, Ini Pesan Menggugah Habib Usman Al-Qadri di Mempawah
Mempawah (Suara Kalbar) – Beberapa waktu lalu, jagat maya digegerkan dengan berita tentang kekisruhan di Kesultanan Kadriah Pontianak.
Kekisruhan itu terjadi saat penobatan Tanaya Ahmad, istri Sultan Syarif Mahmud Melvin, sebagai Maha Ratu Suri Mahkota Agung Kesultanan Pontianak.
Menanggapi hal itu, Ketua Rabithah Alawiyah Kabupaten Mempawah, Habib Usman Abu Bakar Al-Qadri, menegaskan, apa yang terjadi di lingkungan keluarga Kesultanan Kadriah Pontianak tidak perlu dibahas dan diperpanjang lagi.
“Apalagi kita masyarakat bawah yang tidak tahu menahu kejelasan berita tersebut,” ungkap Habib Usman, sapaan akrabnya.
Terlebih, Sultan Syarif Mahmud Melvin juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, khususnya kepada para Habaib dan Muhibbin, terkait apa yang terjadi pada keluarga Kadriah, yang telah membuat kehebohan dan keresahan.
Sebagai satu rumpun turunan Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri (Pendiri Kota Pontianak), Rabithah Alawiyah memang cukup menyesalkan atas kejadian itu.
Apalagi kisruh terjadi berkenaan dengan acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang seharusnya bisa membuat hati adem dan tenang, bukan malah amarah dan keributan yang tercipta.
“Harapan kami, semoga dengan kejadian tersebut, kedepannya even sakral dan suci seperti Maulid Nabi tidak digandeng dengan acara penobatan dan lainnya yang berpotensi menimbulkan kekisruhan yang berakibat datangnya teguran Allah dan berpalingnya Nabi Muhammad SAW,” tegasnya.
Habib Usman juga menyampaikan harapan agar hal ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi seluruh keluarga Kadriah.
Dengan demikian, ke depan bisa menjadi lebih bijak lagi dalam merencanakan acara dan kegiatan, termasuk dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
Sebagai manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, tambah Habib Usman, tentu kita tidak akan pernah luput dari salah dan dosa.
“Begitu pula Sultan Pontianak, sama dengan kita semua. Kita doakan semoga Sultan bisa kuat, sabar dan dibimbing oleh Allah SWT dalam mengemban amanah untuk melanjutkan estafet perjuangan Pendiri Kota Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman bin Husein Al-Qadri,” ujarnya mendoakan.
Habib berpesan kepada masyarakat Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak dan sekitarnya harus cerdas dalam menerima dan membaca berita.
“Dahulukan husnuddzon (berbaik sangka) meski tidak harus meninggalkan kekritisan terhadap berita yang diterima,” ungkapnya.
Lebih-lebih lingkungan keluarga Kesultanan Pontianak mayoritas berstatus Dzurriyah Nabi (anak cucu Nabi).
“Jadi kita tidak boleh suudzon khususnya kepada Sultan Pontianak, Syarif Mahmud Melvin. Beliau orangtua kita, panutan kita, kita harus menjaga marwah Sultan dan Kesultanan Pontianak,” lanjutnya.
Habib Usman yang ditemui SUARAKALBAR.CO.ID di makam Habib Husein bin Ahmad Al-Qadri Mempawah melanjutkan, dirinya tidak akan menyampaikan dan menceritakan mengenai kekisruhan yang terjadi pada keluarga Sultan.
“Sebab itu bukan ranah dan kapasitas kita untuk membahasnya, meskipun saya sedikit mengetahui kronologi dan situasi dalam lingkungan Kesultanan Pontianak. Ini demi menjaga marwah, kehormatan Sultan dan kondusifitas masyarakat,” ujar dia.
Habib Usman yang baru dianugerahi Yang Mulia Abdi Amantubillah dengan membawa gelar Dato Nata dari Kerajaan Mempawah ini berpesan kepada masyarakat agar mendoakan Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya Kalimantan Barat, agar selalu aman, kondusif dan sejahtera.
“Jadi apa yang terjadi pada keluarga Kesultanan Pontianak hanya ujian dari Allah yang semata-mata untuk menaikkan derajat Sultan beserta keluarganya di sisi Allah SWT,” imbuhnya.
Karenanya, kemelut beberapa waktu lalu itu jangan diperpanjang dan dibahas lagi.
“Sayangi Sultan kita, daerah kita dan pemerintah kita,”pungkasnya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





