Nyalakan Listrik Empat Desa di Ketapang, PLN Kucurkan Anggaran Rp 9,2 Milyar

Petugas PLN lagi memasang instalasi listrik di Ketapang, Selasa (12/7/2021).

Ketapang (Suara Kalbar)- PLN berhasil menghadirkan listrik bagi 751 kepala keluarga di empat desa yang berada di Kabupaten Ketapang. Untuk mengaliri listrik keempat desa tersebut, PLN menginvestasikan anggaran senilai Rp 9,2 miliar. Dengan kata lain, PLN mengalokasikan Rp 12,7 juta untuk mengalirkan listrik ke setiap rumah pelanggan.

Keempat desa tersebut yaitu Desa Batu Tanda, Desa Batu Payung, Desa Muntai dan Desa Air Dekakah. “Saat ini sudah kami nyalakan listrik di 721 rumah pelanggan, selanjutnya secara bertahap akan kami nyalakan 329 potensi pelanggan lainnya,” ujar General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo, Selasa (12/7/2021).

Demi mengantarkan listrik ke empat desa terpencil tersebut, PLN membangun perluasan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 30,59 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 18 kms, dan 4 buah gardu distribusi dengan total kapasitas 500 kilovolt Ampere (kVA).

Sementara itu, suplai listrik ke empat desa tersebut berasal dari sistem kelistrikan Air Upas dengan panjang jaringan distribusi sepanjang 135,19 km.

Total panjang penyulang dari pangkal/PLTD sampai ke Desa Batu Payung sepanjang 56,89 km, ke Desa Muntai 44,9 km, ke Desa Dekakah 25,4 km, dan ke Desa Batu Tanda sepanjang 8 km.

“Kami berharap keberadaan listrik PLN dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di desa tersebut. Kehidupan warga akan berubah menjadi lebih baik lagi,” kata Ari.

Wiyono, Kepala Desa Muntai tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Sembari mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada PLN yang sudah mengupayakan hadirnya listrik di desa mereka

“Saya mewakili masyarakat desa berterima kasih kepada PLN yang sudah melistriki desa kami. Dengan adanya listrik, kehidupan kami akan berubah, ekonomi warga pun dengan sendirinya akan tumbuh, anak-anak merasa nyaman belajar di rumah,” ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan Rizal, Kepala Dusun SP3, Desa Batu Tanda. Menurutnya, sebelum listrik PLN masuk, warga harus menggunakan genset untuk penerangan di malam hari, itupun hanya beberapa jam saja.

“Alhamdulillah setelah masuknya listrik PLN ini, kami sekarang bisa lebih menghemat pengeluaran rutin bulanan untuk membeli solar. Sebelumnya, untuk mengoperasikan mesin genset, kami harus mengeluarkan uang sekitar Rp 800 ribu setiap bulannya untuk membeli solar, itu belum termasuk biaya perawatan jika sewaktu-waktu ada kerusakan,” kata Rizal.

Masuknya listrik PLN juga mendukung pertumbuhan perekonomian di desa, hal ini diungkapkan oleh Puryanto, pemilik warung sembako di Desa Batu Tanda. Ia merasa optimistis dengan adanya listrik, usaha yang dijalankannya akan semakin maju dan berkembang.

Penulis: Tim Liputan/ rEditor: Suhendra Yusri