SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Mempawah Komisi VII DPR RI Dorong Pabrik SGAR PT. BAI di Sungai Kunyit Jadi Produsen Manufaktur

Komisi VII DPR RI Dorong Pabrik SGAR PT. BAI di Sungai Kunyit Jadi Produsen Manufaktur

Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwanto, menyerahkan cinderamata kepada Bupati Mempawah, Erlina, saat melakukan kunjungan kerja ke Mempawah untuk meninjau pembangunan proyek strategis nasional di Sungai Kunyit, yakni Pabrik SGAR PT. Borneo Alumina Indonesia, Kamis (17/6/2021). SUARAKALBAR.CO.ID/IST

Mempawah (Suara Kalbar) – Ketua dan Anggota Komisi VII DPR RI melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Mempawah, Kamis (17/6/2021).

Tepatnya, di lokasi pembangunan Pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit.

Sebelum bertolak ke Sungai Kunyit, Ketua Komisi VII, Sugeng Suparwoto beserta empat anggotanya disambut Bupati Erlina, beserta jajaran manajemen PT. Borneo Alumina Indonesia (BAI), di Mempawah Convention Center (MCC).

Turut hadir, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Ditjen Minerba Sunindyo Suryo Herdadi, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kalbar, Syarif Kamaruzzaman, serta jajaran manajemen PT. PLN dan PT. PP.

Di hadapan Komisi VII DPR RI, Bupati Erlina menjelaskan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kabupaten Mempawah telah ditetapkan Presiden Joko Widodo.

Penetapan itu diatur dalam Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

“Maka atas dasar tersebut, Pemkab Mempawah mendorong percepatan pembangunan di Kabupaten Mempawah, baik itu proyek strategis nasional di Pelabuhan Kijing maupun pembangunan Pabrik SGAR PT.BAI yang keduanya berada di Kecamatan Sungai Kunyit,” katanya.

Lebih lanjut bupati mengatakan, pembangunan smelter atau SGAR di PT. BAI, merupakan hasil kerjasama antara PT. Aneka Tambang  dan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Dengan nilai proyek mencapai 831,5 juta dollar dan dilaksanakan oleh Konsorsium PT. PP dan Chalieco.

“Sampai saat ini telah dimulai beberapa tahapan pembangunan. Diantaranya pembebasan lahan yang telah mencapai 97 persen. Sementara untuk progres pembangunan fisik baru mencapai sekitar 14 persen. Untuk informasi lebih detail akan dijelaskan dari pihak PT. BAI,” ujar Erlina.

Erlina berharap kehadiran PSN mampu membawa perubahan bagi peningkatan perekonomian, penyerapan tenaga kerja, penanggulangan kemiskinan.

Termasuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Mempawah yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

“Mudah-mudahan dengan kehadiran bapak-bapak dan ibu dari Komisi VII DPR RI dapat memberikan dukungan dan rekomendasi untuk percepatan pembangunan dan pengoperasionalan smelter PT. BAI,” ucapnya.

 

Dukungan Komisi VII

Sementara itu, Ketua Komisi VII, Sugeng Suparwoto, menjelaskan tujuan pihaknya melaksanakan kunjungan kerja ke Smelter PT. BAI, merupakan bagian dari fungsi pengawasan yang dilaksanakan DPR RI.

“Selama di Mempawah, kami ingin melihat langsung progres pembangunan smelter dan kemungkinan kendala-kendala apa saja yang dihadapi PT. BAI, seperti pembebasan lahan, pembangunan infrastruktur dan pasokan listrik,” jelas dia.

Karena Sugeng mengakui, keberadaan smelter pengolahan mineral bijih bauksit menjadi alumina yang dibangun PT. BAI memiliki peran penting bagi daerah, tidak hanya bagi Mempawah, tetapi juga Kalbar dan nasional sebagai daya ungkit perekonomian.

“Apalagi nanti di seluruh sektor pertambangan kita, tidak hanya dalam bentuk hilirisasi tetapi juga menjadi industrialisasi. Jadi produk yang dihasilkan di sini tidak hanya sekedar produk setengah jadi, tetapi harus ada produk jadi atau manufaktur. Insya Allah akan kami dorong dan dukung,” ujarnya.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan