Tiga Kelurahan dan Enam Desa di Sanggau Zona Merah

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Ginting

Sanggau (Suara Kalbar)- Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Ginting menyampaikan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau pada tanggal 18 Juni 2021 ada 3 Kelurahan dan 6 Desa di Kabupaten Sanggau, Kalbar masuk zona merah atau wilayah dengan risiko tinggi penyebaran Covid-19.

“Tiga kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Beringin, Kelurahan Ilir Kota dan Kelurahan Tanjung Kapuas,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting, Jumat (18/6/2021).

Kemudian diantaranya Desa Entikong, Desa Kedukul, Desa Kuala Buayan, Desa Sungai Mawang, Desa Hilir dan Desa Pandan Sembuat.
Ginting mengungkapkan Kelurahan Beringin ada 16 kasus aktif, Kelurahan Ilir Kota ada 8 kasus aktif, Kelurahan Tanjung Kapuas ada 7 kasus aktif, Desa Entikong ada 23 kasus aktif, Desa Kedukul ada 15 kasus aktif, Desa Kuala Buayan ada 15 kasus aktif, Sungai Mawang ada 10 kasus aktif, Desa Hilir ada 6 kasus aktif dan Desa Pandan Sembuat ada 6 kasus aktif.

“Juga terdapat dua Kelurahan dan 11 Desa masuk zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penyebaran Covid-19,”kata Ginting.

Yaitu Kelurahan Tanjung Sekayam, Kelurahan Bunut, Desa Binjai, Desa Sosok, Desa Tanjung Merpati, Desa Tunggal Bhakti, Desa Semanget, Desa Semuntai, Desa Serambai Jaya, Desa Teraju, Desa Kelompu, Desa Mobui dan Desa Kawat.

“Di Tanjung Sekayam, Binjai, Sosok, Tanjung Merpati, dan Tunggal Bhakti masing-masing terdapat 5 kasus aktif. Semanget, Semuntai, Serambai Jaya dan Teraju 4 kasus aktif. Bunut, Kelompu, Mobui dan Kawat ada 3 kasus aktif,” katanya.

Ginting juga menambahkan Untuk zona kuning atau wilayah dengan risiko rendah penyebaran Covid-19, ada 24 desa dengan total kasus aktif sebanyak 27 orang.

“Untuk 24 desa ini kasus aktif satu sampai dua orang di masing-masing desa. Sedangkan 123 desa lainnya di Kabupaten Sanggau masuk zona hijau,” ucap Ginting.

Terkait varian baru Covid-19, menurut dia, walaupun belum terdeteksi secara ilmiah, tapi tidak tertutup kemungkinan varian baru ini ada di Kabupaten Sanggau. Varian baru itu yakni B.1.1.7 yang dinamakan varian Alhpa, B.1.351 yang dinamakan varian Beta, B.1.617.2 yang dinamakan varian Delta.

“Varian baru ini perlu diwaspadai karena mempunyai karakteristik yang baru, sehingga mengakibatkan dampak yang baru pula.Varian baru Covid-19 ini lebih menular daripada varian sebelumnya, sehingga kasus konfirmasi melonjak. Selain itu, lebih bikin sakit. Kalau tanpa gejala masih bisa isolasi di rumah, tetapi kalau gejala sedang dan berat, maka harus dirawat di rumah sakit. Sehingga mengakibatkan rumah sakit penuh, keterisian tempat tidur atau BOR (Bed Occupancy Rate) meningkat,” ucapnya.

Varian baru ini, lanjut Ginting, lebih banyak gejala yang ditimbulkan. Jika varian sebelumnya hanya sesak nafas misalnya, tapi varian baru disertai diare sehingga angka kematian juga bisa lebih tinggi.

“Kemungkinan juga terjadi infeksi ulang bagi yang sudah pernah terinfeksi, sehingga yang sudah sembuh juga bisa tertular kembali,” terangnya.

Ginting berharap, semua elemen masyarakat bergandengan tangan dan kompak dalam membantu pemerintah menekan laju penyebaran Covid-19.

“Bina masyarakat melalui penegakkan protokol kesehatan, ada Peraturan Bupati Sanggau Nomor 47 tahun 2020. Kemudian aktifkan PPKM mikro tiap RT untuk pencegahan dan penanganan sesuai zona wilayah desa atau RT,” tutupnya.

Penulis : Darmansyah/r

Penulis: Darmansyah / rEditor: Suhendra Yusri