SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News PMII KKR: Libatkan Masyarakat Menanggulangi Karhutla

PMII KKR: Libatkan Masyarakat Menanggulangi Karhutla

Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kubu Raya, Ismail 
SUARAKALBAR.CO.ID/Istimewa

Kuburaya (Suara Kalbar) – Terpantau paling banyak titik hotspot di Kuburaya yaitu mencapai 741 titik lanjut 504 titik panas di Mempawah 63 dan Pontianak 53 titip panas.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas I Supadio sebanyak 741 titik hotspot terpantau per tanggal 27 Februari 2021. 

Menanggapi hal tersebut Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kubu Raya, Ismail menilai perlunya keterlibatkan masyarakat dalam menanggulangi Karhutla.

“Karhutla adalah masalah lama yang tidak kunjung selesai permasalahanya. Sistemnya adalah melibatkan perangkat daerah dari level bawah sampai atas, misal dari tingkat RT/RW sampai ke atas, agar sinergi dapat terbangun untuk mencegah Karhutla ini,” ungkap Ismail.

Menurutnya kejadian 2019 lalu tidak bisa dijadikan pelajaran bahkan tidak menutup kemungkinan tahun ini lebih parah.

“Pemprov Kalbar per tanggal 25 Februari kemaren sudah mengumumkan satatus siaga darurat Karhutla, saya juga berharap langkah ini juga diambil oleh Pemkab KKR, mengingat KKR adalah lokasi titik hotspot terbanyak,” urainya.

Adapun data wilayah rawan Karhutla di KKR:

Kecamatan Sei Raya :

Desa Limbung

Desa Kuala Dua

Desa Sei Raya Dalam

Kecamatan Sei Kakap :

Desa Punggur Besar

Desa Punggur Kecil

Kecamatan Rasau Jaya :

Desa Pematang Tujuh

Desa Rasau Jaya 2

Desa Rasau Jaya Umum

Kecamatan Kubu :

Desa Jangkang Dua

Desa Kampung Baru

Kecamatan Kuala Mandor B :

Desa Kubu Padi

Desa Sei Enau

Kecamatan Ambawang :

Desa Sungai Malaya

Desa Teluk Bakung

Desa Mega Timur

Disisi lain Ismail juga mengapresiasi pihak yang berwenang yang telah bahu-membahu melakukan pencegahan kebakaran lahan di KKR.

“Saya berharap masalah ini segera ada solusi konkrit yang diambil oleh Pemkab KKR sehingga tidak sampai berimbas ke perekonomian kita, misal jalur penerbangan bisa saja tidak beroperasi karena banyaknya asap, belom lagi pandemi Covid-19 yang belum selesai, jangan sampai udah jatuh malah ketimpa tangga pula,” tutup Ismail.

Penulis: Tim Liputan

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan