Masyarakat Minta Aparat Hentikan PETI di Desa Nangga Biang Sanggau
![]() |
Aktifitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di kawasan Sungai Kapuas, Desa Nanga Biang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau belum lama ini. |
Sanggau (Suara Kalbar) – Aktifitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kawasan Sungai Kapuas, Desa Nanga Biang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau dalam beberapa waktu belakangan ini mulai ramai di daerah tersebut. Polisi pun diminta tidak tutup mata dan segera menertibkan tambang emas ilegal tersebut.
“Mungkin sudah hampir sepuluh hari mereka nambang di situ. Kalau dibiarkan bisa-bisa Mungguk (Bukit) Naga Biang ambruk yang berpotensi menyebabkan tsunami besar di sekitar desa,” kata warga Desa Nanga Biang Razali kepada wartawan, Selasa (20/10/2020).
Dikatakannya di lokasi PETI setidaknya ada sekitar 30 mesin fuso ukuran besar dengan pipa ukuran 12-14 inc yang digunakan para penambang.
“Ini jelas ada pemodal besar di belakangnya. Kalau melihat mesin yang mereka gunakan jelas ini bukan skala kecil, tapi skala besar. Suara mesin yang nambang juga sangat berisik,”katanya.
Ketika hujan, ia menyebut, masyarakat Desa Nanga Biang tidak bisa tidur nyenyak karena was-was Bukit Nanga Biang runtuh.
“Kalau bukit itu roboh, bisa-bisa mucul tsunami dan menghantam desa-desa terdekat. Pertaruhannya itu nyawa, bukan main-main,”ucap Razali.
Untuk itu, ia meminta pihak kepolisian segera menghentikan aktifitas PETI di Sungai Kapuas di Desa Nanga Biang tersebut.
“Kalau ada yang berani bertangungjawab sih tidak masalah, ini jaminannya nyawa ratusan orang yang berada di desa sekitar,”ucapnya.
Sementara itu Pangeran Ratu Surya Negara H Gusti Arman juga menyoroti Aktivitas PETI di Desa Naga Biang tersebut, dengan tegas ia meminta aparat penegak hukum tidak menutup mata terkait aktivitas ilegal tersebut.
“Yang nama PETI jelas-jelas tidak diperbolehkan. Seharusnya aparat penegak hukum jangan tutup mata melihat para penambang merajalela seperti itu. Terlepas ada orang kaya atau pemodal di belakangnya. Semestinya harus diberantas,” ujar Gusti Arman.
Ia menduga, pemodalnya bukan orang Sanggau, tetapi kemungkinan orang kaya di luar Sanggau. “Banyak yang dirugikan, bukan hanya masalah bukit mau ambruk, tetapi merusak lingkungan, pencemaran air kapuas dan ini jelas menguntungkan pribadi pengusaha,” ujarnya.
Pangeran Ratu berharap pihak kepolisian segera menghentikan aktivitas PETI tersebut agar tidak menimbulkan kecurigan adanya keterlibatan aparat penegak hukum dalam aktivitas itu.
“Jangan-jangan ada oknum juga yang ikut bermain. Kalau masyarakat setempat yang melakukan aktivitas PETI dengan segera dan tanggap pihak aparat menyetop dan merazia. Di Desa Nanga Biang kok sepertinya dibiar dan tidak nampak ada pekerjaan PETI, ada apa sebenarnya ini,” pungkasnya.
Penulis : Tim Liputan
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now