Kerusakan Jalan Negara dan Jembatan di Mempawah Capai 60 Persen

Teks foto. Anggota DPRD Mempawah, Anwar, ketika menjenguk warga yang patah tangan usai mengalami kecelakaan tunggal karena kondisi jalan dan jembatan yang rusak parah di Mempawah | Suarakalbar: Dian Sastra.

Mempawah (Suara Kalbar)-Anggota DPRD Mempawah, Anwar, meminta Gubernur Kalbar, Sutarmidji, memprioritaskan perawatan dan perbaikan jalan negara maupun jembatan di Kabupaten Mempawah.

Berdasarkan pengamatannya di lapangan, mulai dari batas kota Wajok Hulu hingga ke Sungai Duri, kerusakan jalan dan jembatan diyakini mencapai 60 persen. Ini fakta yang sangat mengkhawatirkan terkait keselamatan pengguna jalan raya.

“Ini jalan negara yang menjadi tanggung jawab Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN). Pak Gubernur kita minta segera berkoordinasi dengan BBPJN agar kerusakan jalan negara dan jembatan di Mempawah cepat diperbaiki,” tegas Legislator Partai Nasdem ini.

Kerusakan jalan negara dan jembatan ini dikarenakan tonase sarana angkutan darat yang melebihi kemampuan jalan. Ini adalah resiko diberikannya kebebasan kendaraan yang melebihi tonase untuk melintas di jalur Wajok-Sungai Duri.

“Karenanya, saya mempertanyakan fungsi jembatan timbang milik Dishub Provinsi Kalbar. Jika melebihi tonase, kenapa masih diijinkan lewat. Baik truk-truk bermuatan, maupun tronton pengangkut kontainer,” ujarnya.

Jadi menurutnya, harus matching antara unit pelaksana perawatan jalan dengan dinas terkait di Kalimantan Barat. Apalagi usia jembatan di kawasan pesisir Kabupaten Mempawah umumnya sudah uzur dan menggunakan bahan material kayu.

“Jadi selama jalan negara dan jembatan belum dialihkan sesuai standar nasional, kita minta agar diberlakukan pembatasan tonase kendaraan. Jujur saja, saya sedih lihat jalan kita yang miring, menurun dan berlubang besar. Begitu juga jembatan, kerusakannya sangat parah,” ungkap Anwar.

Efeknya adalah, sudah banyak sekali terjadi kecelakaan lalu lintas. Tak terhitung masyarakat yang mengungkapkan kemarahan dengan kondisi jalan negara dan jembatan yang rusak. Namun sejauh ini, ia melihat belum ada tanda-tanda perawatan dan perbaikan.

Apalagi di Kabupaten Mempawah, segera beroperasi Pelabuhan Internasional – Terminal Kijing. Ini harus segera ditunjang dengan sarana jalan raya yang memadai dan berkelas nasional. Tidak saja dari kualitas, tapi juga lebar jalan.

“Nanti akan banyak sekali truk-truk atau tronton pengangkut kontainer yang wara-wiri melintasi jalan itu. Nah, jika tak berstandar nasional, ini sangat berbahaya untuk keselamatan pengguna jalan raya,” tegas dia lagi.

Meskipun ada wacana pembangunan jalan tol Pontianak-Singkawang, itu bukan merupakan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah kerusakan jalan raya yang ada sekarang.

“Perbaiki dulu jalan negara di jalur Wajok Hulu-Sungai Duri ini. Baru bangun jalan tol. Jadi masyarakat tidak akan semakin marah,” pungkas Anwar.

Penulis : Dian Sastra