SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Petani Karet di Sintang Menjerit, Menanti Asa di Masa New Normal

Petani Karet di Sintang Menjerit, Menanti Asa di Masa New Normal

Ilustrasi Karet (net)

Sintang (Suara Kalbar) – Hingga saat ini, harga karet tidak kunjung naik, banyak faktor penyebab anjloknya harga komuditas sektor perkebunan andalan sebagian masyarakat di negeri beriklim tropis tersebut.

Indonesia sebagai salah satu negara penghasil karet mentah dunia merasakan dampak yang sangat luar biasa akibat turunnya harga karet dunia.

Petani karet di Kabupaten Sintang misalnya, mereka harus menelan rasa pahit akibat anjloknya harga kulat (karet) tersebut. Jerih payah, dan kerja keras para penyadap lateks sekarang ini tidak sebanding dengan lembar-lembar rupiyah yang harus mereka dapatkan.

“Susah kami sekarang Oooo… nuan! Harga kulat dah lama turun ke turun jak ni, kami jual harga Rp.5000 biasa juga Rp.6000 jak lagi sekarang,” tutur Akok, salah seorang penyadap karet  di kecamatan Kayan Hilir, Sintang dengan bahasa khasnya.

Kondisi tersebut diakuinya di perparah dengan adanya biaya angkut hasil karet dari kebun-kebun warga menuju jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat.

Jalan perkebunan warga yang rusak sudah barang tentu membuat kesulitan tersendiri bagi petani karet untuk mengangkut hasil kebun mereka dan menjadikan biaya tambahan tersendiri yang harus mereka keluarkan.

“Kami berharap, pemerintah bisa melihat kondisi kami ini, biar hasil kerja keras kami dapat kami nikmati dengan baik,” harap Akok, sederhana.

Harapan untuk bisa mendapatkan hasil dari kerja keras menyadap karet dengan layak sudah barang tentu menjadi asa bagi semua penyadap karet di manapun berada.

Kucuran keringat dan rasa letih akan menjadi terasa lebih berharga apa bila harga karet kembali normal seperti biasanya.

“Kami berharap ada harapan untuk kami selaku petani karet. Semoga pemerintah memperhatikan nasib kami,” pungkasnya.

Penulis: Hendriyono

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan