Hardiknas 2020: Kisah Guru Seni Rupa Mengajar dari Rumah Pakai Teknologi
Jakarta (Suara Kalbar)- Memeringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 di tengah pandemi Corona Covid-19, ada tiga kisah guru
yang memperjuangkan semangat pendidikan Ki Hajar Dewantara di masa
mengajar atau belajar dari rumah, karena adanya peraturan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya menekan laju penyebaran virus
Corona Covid-19.
Setelah mengulas kisah guru
asal Jogja, Nur Ernawati yang berupaya melakukan pembelajaran jarak
jauh, Jumat (1/5/2020), maka hari ini, Sabtu (2/5/2020), ada kisah guru
seni rupa, Irma Nurul Fatimah yang juga melakukan upaya seperti Nur Ernawati.
Ia juga harus melakukan metode
pembelajaran baru dengan memanfaatkan teknologi lantaran kebijakan
belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. Namun, ini bukanlah hal
baru bagi Irma Nurul Fatimah, guru seni rupa di SMP Lazuardi Al-Falah
GIS, Depok.
Perempuan berusia 39 tahun yang juga
anggota Google Educator Group (GEG) dan penulis tiga buku tentang seni
rupa ini telah berpengalaman mengajar selama tujuh tahun. Harus mengajar
hingga 51 siswa setiap harinya, awalnya Irma merasa tidak percaya diri
karena suaranya pelan. Terlebih, ia juga bukan lulusan pendidikan,
melainkan seorang Sarjana Teknik.

Selain
itu, tantangan lain yang Irma hadapi adalah bagaimana membuat muridnya
yang tergolong remaja untuk tertarik dengan materi seni rupa dan mau
mengeksplorasinya lebih dalam.
Dikutip dari rilis yang diterima Suara.com,
Jumat (1/5/2020), diketahui bahwa sejak pertengahan Maret, proses
belajar-mengajar di SMP Lazuardi Al-Falah GIS telah sepenuhnya dilakukan
di rumah. Suasana pembelajaran dibuat tidak kaku, dengan durasi mulai
dari pukul 08.00 hingga 11.30 siang, dan diberi jeda 30 menit agar murid
punya waktu mengerjakan projek.
Dikarenakan seni rupa adalah ilmu yang
memerlukan banyak visual, Irma perlu memaksimalkan teknologi agar para
muridnya bisa tetap menerima ilmu sebaik mengajar tatap muka langsung.
Situs Mengajar dari Rumah sangat berguna
bagi proses mengajar lulusan Teknik Arsitektur ITS ini.
Dengan banyaknya
informasi mengenai apa saja teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk
mengajar dari rumah, Irma pun memilih aplikasi yang paling sesuai untuk
mata pelajaran seni rupa.
Biasanya Irma mengirimkan video tutorial menggunakan Google Classroom, atau praktik bersama melalui Google Meet.
Untungnya, proses pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi sudah diterapkan sejak 2017 di SMP Lazuardi
Al-Falah GIS. Tidak hanya murid yang di-training untuk memanfaatkan
produk Google, tapi juga orangtua murid.
Jadi, sebelum adanya peraturan belajar
dari rumah, para siswa sudah biasa mengirimkan tugas menggunakan Google
Classroom dan video conference di Google Meet. Begitu juga para orang
tua yang terbiasa mendapatkan laporan nilai anaknya melalui fitur report
to guardian di Google Classroom.
Menurutnya, langkah ini sangat efektif
karena ia bisa memantau penugasan sekaligus berkomunikasi langsung dalam
satu wadah yang sama.
Sumber : Suara.com
Editor : Diko Eno
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





