SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Didi Kempot Alami Henti Jantung, Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

Didi Kempot Alami Henti Jantung, Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

Didi Kempot (Suara.com)

Jakarta (Suara Kalbar) – Penyanyi yang biasa disebut The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot berpulang pada Selasa (5/5/2020). Menurut laporan, Didi Kempot tiba di RS Kasih Ibu Solo dengan kondisi henti jantung.

“Pukul 07.25 WIB ke IGD dalam
keadaan henti jantung. Sudah dilakukan pertolongan dengan maksimal. Tapi
kondisinya tidak tertolong. Almarhum dinyatakan meninggal dunia pukul
07.45 WIB,” kata dr Divan melalui pesan WhatsApp dikutip dari Solopos.com (jaringan Suara.com).

Henti jantung merupakan kondisi yang terjadi akibat kerusakan elektrik internal, aritmia dan serangan jantung.

 Kondisi henti jantung memang sering kali
terjadi dan bisa memicu serangan jantung. Menurut data yang dihimpun
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2014, memperkirakan setidaknya 10
ribu orang mengalami henti jantung mendadak.

Istilah medis henti jantung adalah sudden cardiac arrest.

Pada temu media Kamis (14/9/2020) dr. Jetty R.H. Sedyawan, SpJ mengatakan bahwa pertolongan pertama pada kasus jantung henti mendadak memiliki periode emas selama tujuh menit.

Menurutnya, setiap satu menit, tingkat
survival pada kasus henti jantung mendadak yang tidak segera ditangani
akan menurun hingga tujuh persen.

“Henti jantung terjadi secara mendadak.
Jadi pertolongan pada menit-menit pertama diperlukan untuk memastikan
oksigen masuk ke otak, kalau tidak, maka dapat terjadi kerusakan otak
atau pasien tidak dapat tertolong,” ujar dia pada temu media yang
dihelat Philips di Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Kerabat menabur bunga di atas pusara almarhum penyanyi campursari Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot sesuasi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Majasem, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (5/5).  [ANTARA FOTO/Joni Pratama]
Kerabat
menabur bunga di atas pusara almarhum penyanyi campursari Dionisius
Prasetyo atau Didi Kempot sesuasi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum
Desa Majasem, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (5/5). [ANTARA FOTO/Joni
Pratama]

Menurut Jetty, pertolongan pertama yang
bisa dilakukan saat menghadapi orang yang mengalami henti jantung
mendadak adalah dengan melakukan CPR atau resusitasi jantung paru.

CPR sebaiknya dilakukan dengan memberikan penekanan di bagian dada sebanyak 30 kali. Setelah itu, berikan bantuan napas.

“Lebih enak lagi kalau ada AED (Automated
External Defibrilators). Tinggal otomatis ikuti instruksi dan bisa
memberikan kejut listrik secara otomatis pada jantung yang berhenti
mendadak,” tambah Jetty.

Jetty menyatakan, salah satu tanda
mengalami henti jantung mendadak adalah apabila seseorang tiba-tiba tak
sadarkan diri secara tiba-tiba.

“Bila ini yang terjadi, maka pertolongan
pertama harus segera diberikan mengingat periode emas yang hanya sekitar
tujuh menit,” ujar Jetty.

“Nunggu ambulans macet, rumah sakit jauh.
Jadi enggak bisa menunggu lama. Sehingga pengetahuan tentang
pertolongan pertama CPR harus dikuasai oleh masyarakat sehingga harapan
hidup orang terdekatnya yang mengalami henti jantung mendadak bisa lebih
besar,” tambahnya.

Sumber : Suara.com

Editor    : Diko Eno

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan