Omzet Pedagang Buah Turun 40 Persen, Dampak Covid-19
![]() |
| Dedi, satu diantara pedagang buah di Kota Ngabang mengaku terjadi penurunan omzet hingga 40 persen akibat dampak Covid-19, Senin (20/4/2020) |
Landak (Suara Kalbar) – Omzet para pedagang buah turun hingga 40 persen di Kota Ngabang, lantaran akibat pandemi Covid-19 sehingga menganggu aktivitas perekonomian masyarakat.
“Ini akibat sepinya pelanggan yang mampir di lapak dagangan buah-buahannya yang berada di pinggiran jalan raya sekitar Kota Ngabang. Karena sepi pembeli, omset turun kira-kira 30-40 persen. Kalau malam sekitar pukul 19.00 hingga pukul 20.00, jalan udah sepi, nda ada orang yang mampir,” ujar Dedi, satu diantara pedagang buah di Kota Ngabang, Senin (20/4/2020).
Tidak seperti hari biasanya, kata Dedi, dirinya harus menutup lapaknya lebih awal sekitar pukul 21.00 WIB. Hal itu dilakukannya lantaran sepinya aktifitas warga Ngabang yang melintas di Jalan Raya Ngabang dan sebagai langkah mengikuti imbauan pemerintah daerah mencegah penyebaran Covid-19.
“Dalam kondisi saat ini, saya tutup agak awal sekitar pukul 21.00 WIB. Kalau pada hari biasa, saya jualan sampai pukul 23.00 WIB,” ujarnya.
Untuk mengurangi resiko kerugian, Dedi berinisiatif mengurangi stok belanja dan hanya menjual buah-buahan yang dapat bertahan lama.
“Kita belanja nda bisa banyak, paling belanja buah-buah yang tahan lama seperti semangka,” katanya.
Menurut pantauan Suara Kalbar.co.id, memang di lapak Dedi didominasi oleh buah semangka. Adapun buah-buahan cepat busuk menurut pedagang ini seperti buah salak dan lengkeng, karena buah-buahan tersebut hanya mampu bertahan 3 hari.
“Untuk buah impor kita cuma berani stok paling banyak 3 kotak aja,” ujarnya.
Penulis : Fitriadi
Editor : Hendra






