SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Muswil AMAN III Berlangsung Di Pusat Damai

Muswil AMAN III Berlangsung Di Pusat Damai

Paolus Hadi Memukul Gong Tanda Dimulainya Muswil AMAN III

SANGGAU – Bupati Sanggau, Paolus Hadi membuka secara resmi
kegiatan musyawarah wilayah III Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah
Kalimantan Barat, yang mengusung tema Memperkuat
eksistensi masyarakat adat dan sistem perladangan berkearifan lokal untuk
kedaulatan pangan dan keberlanjutan kehidupan
, yang berlangsung di Wisma
Tabor Pusat Damai, Kecamatan Parindu,Kabupaten Sanggau,  Jumat (30/8).

Turut Hadir pada kegiatan tersebut, Kapolres Sanggau,
AKBP.Imam Riyadi,  Sekjen Aman, Ruka
Somboliggi, Direktur Institut Dayakologi, Krissusandi Gunui, Forkompimcam dan
sebanyak 168 komunitas anggota Aman dari perwakilan Kabupaten se-Kalbar,
diantaranya; Kabupaten Ketapang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak,
Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten
Sanggau.

Bupati Sanggau Paolus Hadi yang juga merupakan ketua AMAN
wilayah Kalimantan Barat mengucapkan selamat datang di Kabupaten Sanggau kepada
para peserta dari Kabupaten se-Kalbar dalam rangka mengikuti kegiatan
musyawarah masyarakat adat.

“kita selaku masyarakat adat harus berdaulat dan berharap
bagaimana kedepan masyarakat adat khususnya di Kalbar ini mampu bersaing hingga
ditingkat Nasional,” harap PH sapaan akrab Bupati Sanggau.

Saya Selaku dari Pemerintahan selalu menjalin komunikasi
dengan pihak kepolisian terkait pembakaran lahan dan hutan yang ada di
Kabupaten Sanggau.

“Saya penasaran khususnya Kabupaten Sanggau ini berapa
banyak masyarakat kita yang berladang. Sehingga saya rasa perlu di para Kades
agar kedepan mempunyai database terkait masyarakat yang masih berladang,”
ujarnya.

Bupati Paolus Hadi juga berharap dalam musyawarah tersebut
dijalankan secara demokrastis, untuk kepentingan bersama.

“Adapun yang menjadi tantangan kita kedepan, yakni bagaimana
masyarakat dapat memikirkan cara berladang dengan tidak membakar ladang, akan tetapi
tidak mengurangi dari kualitas dan hasil berladang tersebut,” tuturnya.

Sementara itu Direktur Institut Dayakologi, Krissusandi
Gunui menyampaikan bahwa sebagai lembaga yang mewadahi harus memiliki sikap
yang sigap dan respon.

“Sistem berladang menjadi sorotan disetiap tahunnya,
dikarenakan bisa menyebabkan kabut asap, sehingga dilaranglah untuk para
peladang untuk berladang. Dengan begitu maka bisa menghilangkan kearifan lokal
masyarakat dalam berladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (pangan),”
katanya.

Dengan hal tersebut, Krissusandi Gunui mengatakan dengan
melalui momen yang baik ini untuk menjadi perhatian bersama, yang mana soal
melihat bagaimana keberadaan hak-hak hidup sebagai masyarakat adat yang semakin
hari semakin berkurang, yang juga sebagai sumber kehidupan dan identitas
sebagai masyarakat adat.

“Sehingga hal tersebut menjadi tantangan besar kita bersama,
yang mana para generasi muda kita banyak yang tidak memahami dengan adat
istiadatnya. Menyikapi hal tersebut maka peran kita sebagai orang tua untuk
bisa mengimbagi dengan perkembangan zaman sekarang di era digitasl ini,
sehingga para generasi kita tidak melupakan atas kearifan lokal dan adat
istiadatnya,” terangnya.

Dalam hal ini Ketua Panitia Abdias Yas menyampaikan selamat
datang di Kabupaten Sanggau kepada perwakilan dari Kabupaten se-Kalbar yang
sudah berkenan hadir pada kegiatan musyawarah masyarakat adat Kalbar wilayah
III.

“Adapun tujuan dari kegiatan ini guna untuk bersinergi dan
tetap solid untuk seluruh masyarakat adat Kalbar, juga untuk membicarakan isu-isu
startegis, baik secara internal maupun eksternal yang berdampak baik untuk
masyarkat adat,” jelas Ketua Panitia Abdias Yas.

Pemukulan gong oleh Bupati Sanggau sebagai petanda
musyawarah wilayah III Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah
Kalimantan Barat resmi dimulai.(DD/A.Kmf)

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan