SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Belum digaji tiga bulan, perwakilan 100 guru honorer Kayong datangi Diknas Provinsi

Belum digaji tiga bulan, perwakilan 100 guru honorer Kayong datangi Diknas Provinsi

Pontianak (Suara Kalbar)-Mewakili 97 guru honorer di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat, tiga orang guru terpaksa datang ke Dinas Pendidikan Kalbar guna mempertanyakan kejelasan honor mereka selama tiga bulan per Januari 2019 karena tak kunjung digaji.

Menuju Pontianak dengan menggunakan speedboat, ketiganya datang dengan maksud dan tujuan ingin mengetahui permasalahan apa yang terjadi sehingga keterlambatan gaji guru honorer terjadi.  “Alhamdulillah disambut dengan terhormat oleh Kabid Kusnadi kemudian dijelaskan dan sepanjang kami bertanya karena selama ini tidak pernah terlambat. Adanya verifikasi kemudian data kurang valid sehingga keterlambatan ada yang meninggal, lulus ASN, berhenti dan lainnya salah satu penjelasan yang bisa kami maklumi,” ungkap Hendri kepada suarakalbar.co.id Jumat (15/3/2019).

Hendri, guru SMAN 2 Kayong selaku Ketua Forum Guru Honor Kabupaten Kayong Utara bersama Jamani guru dari SMK 1 Sukadana dan Arsidi guru dari SMAN 2 Teluk Batang mewakili 97 guru yang ada di Kayong akibat belum keluarnya honor mereka selama tiga bulan terakhir datang dan menginap di Masjid Kantor Dinas Pendidikan Kalbar semenjak hari Kamis 14 Maret 2019.

Menurut Hendri, sebanyak 94 guru honorer SMA SMK dan guru SLB sebanyak 6 orang memberikan kepercayaan kepada ketiganya untuk menyelesaikan permasalahan dan pulang dengan membawa kabar baik bagi seluruh guru honorer yang selama 3bulan ini menunggu kepastian kapan gaji akan dkeluarkan.

“Mengapa kami datang ke Disdik Provinsi karena gaji kami sebelumnya dari APBD Kayong dan sekarang dilimpahkan ke Provinsi dan Kayong baru tahun ini kewenangannya ada di Provinsi,” jelasnya.

Hendri mengakui, ketiganya datang ke Pontianak dengan swadaya teman-teman dari Kayong dan sekitarnya membantu membiayai perjalanan pulang pergi dari Kayong menuju Pontianak.

“Kami datang ingin mengetahui seperti apa dan ketika kami kembali nanti harus ada hasilnya dan karena tiga bulan tidak bergaji kemarin dan sangat terpaksa kami menunggu putusan sehingga ada kesepakatan senin atau selasa kami baru pulang sampai kami digaji,” paparnya.

Hendri menjelaskan jika saat pertama datang di Kantor Diknas, ia dan kedua rekannya ditawari untuk menginap di mess Diknas hanya saja mereka merasa cukup dengan menginap di Masjid Diknas sudah menjadi hal biasa untuk mereka.

“Kami bisa menginap di masjid Ini saja sudah alhamdulillah yang penting kami bisa menyampaikan permasalahan dan insha Allah kembali ke Kayong dengan hasil,” katanya.

Mereka menunggu dan tidak akan pulang karena pada 3 Maret lalu mereka pernah bertemu dan mencari kejelasan namun dan tidak juga dicairkan hingga saat ini. “Karena memang salah satu syarat harus ada BPJS baru bisa dicairkan karena mereka juga menggunakan data saat menjelaskan ke kami,” tuturnya.

Ketiganya juga mengaku memiliki niat baik datang untuk meminta penjelasan kepada Disdik Kalbar terkait kapan 100 guru bisa diberikan hak selama 3bulan.

“Kami datang dengan niat sangat baik kami hanya meminta hak kami hasil dari kerja dan keringat kami walaupun sebulan hanya 1,3 juta potong BPJS jadi 1,25. Sementara kalau Provinsi katanya 1,8 juta gaji kami, tapi berapapun kami serahkan ke Disdik karena pasti sesuai aturan,” tuturnya.

Meninggalkan tugas selama seminggu diakui pula oleh ketiga guru ini mereka telah memiliki ijin kelembagaan yang disurati untuk meninggalkan tugas sebagai pengawas karena saat ini tidak aktifitas belajar mengajar di sekolah.

Beberapa keluhan telah mereka sampaikan ke Disdik yang mereka akui setelah tiga bulan tidak bergaji mereka mengutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

“Dan sampai hadir disini juga beban kami memang sebagai contoh suami Istri kami dikampung harus ngutang ke warung depan.

Contoh juga Pak Arsidi harus mengajar di pangkalan bensin dengan jarak 45 Kilometer dari rumah di Teluk Melano sementara ngajar di Teluk Batang, malu saye mbak ngutang setiap mau berangkat itu untuk bensin belum ngutang untuk sehari-hari,” katanya lagi.

Arsidi menambahkan bagaimana malunya ia selama tiga bulan mengutang sementara ia paham penjual bensin dan warung harus memenuhi modal mereka setiap bulannya.

“Kalau keperluan bensin memang wajib karena perjalanan saya jauh jadi memang malu ndak malu harus ngutang dan belum lagi pengalaman guru lainnya karena tiga bulan ini memang berat buat kami,” urainya.

Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Disdik Kalbar, Kusnadi mengakui masalah sudah selesai dan akan mencairkan anggaran sesegera mungkin.

“Dana cair memang memerlukan proses panjang, dalam waktu dekat seperti Ketapang Kayong dan Landak akan segera dicairkan, kami siapkan berkas dan di BPKPD setelah berkas keluar tentu akan segera melakukan pencairan,” jelasnya.

Kusnadi menambahkan Diknas telah melakukan proses sesuai dengan aturan yang berlaku meski keterlambatan tetap saja terjadi.

“Kita ketahui anggaran dicairkan baru bulan Ini sehingga semua mengalami keterlambatan dan kami juga berharap agar seluruh guru honorer segera melengkapi berkas yang diperlukan sehingga verifikasi dapat segera diselesaikan,” pungkasnya.

Penulis: Dina Prihatini Wardoyo

Editor. : Kundori

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan