Upaya bersama dua Negara sukseskan Sosek Malindo Ke-34 

Sibu, Malaysia (Suara Kalbar) – Pembahasan bidang ekonomi, perdagangan dan perhubungan sosial budaya dilakukan melalui kerjasama Sosial Ekonomi Malaysia Indonesia (Sosek Malindo)  yang digelar ke 34 Tahun di RH Hotel,  Sibu Malaysia.

Dalam pertemuan tersebut,  Assistant I Pemprov Kalbar, Alexander Rombonang mengakui jika beberapa perjanjian belum maksimal meski hal tersebut bukan karena disengaja namun ada aturan yang dibatasi terkait kewenangan pemerintahan daerah dan pusat. 

“Jika kewenangan pemerintah pusat maka kita harus menunggu cukup lama. Bersamaan dengan pemilihan Kepala daerah di Kalbar, dimana Gubernur Sutarmidji saat ini memiliki visi misi dan perhatian tinggi akan pembangunan infrastruktur

termasuk kawasan perbatasan,” ungkapnya saat Pertemuan Mersyuarat Tim/Tekhnik ke- 34 dan Sidang ke-34 Jawatan Kuasa Kerja (JKK) Sosek Malindo Peringkat/Tingkat Negeri Serawak dan Provinsi Kalimantan Barat di RH Hotel, Sibu Serawak,  Malaysia, Selasa (30/10/2018). 

Ketua JKK Sosek Malindo ini juga menjelaskan akan terlihat hasil Sosek Malindo selama 34 Tahun meski dengan koordinasi yang terus dilakukan bagi kedua negara. 

“Kerjasama Sosek Malindo memasuki usia ke 34 ada banyak keselamatan yang Belum dapat dilaksanakan secara optimal,  namun banyak kerjasama yang telah dilakukan,” katanya. 

Tanpa ada upaya bersama seluruh pihak seperti yang disampaikan Datok Baklan Bangik terkait rabies, ia yakin tidak akan menemukan jalan keluar yang baik. 

Sesuai amanat JKK Sosek Malindo,  bahwa kerjasama yang diutamakan adalah musyawarah yang baik. 

“Di Entikong saat ini sudah dibangun Driveport pelabuhan darat dan memohon kerjasama pemotongan bukit pemotongan bukit di PLBN Entikong dan tidak hanya perlintasan orang saja dapat diwujudkan. 

Khususnya di Kalbar dan Serawak kita memiliki pos lintas batas Entikong Tebedu,  Nanga Badau Lubok Anti,  dan Aruk Biawak. 

Kedepan ketiganya akan menjadi titik tingkat perekonomian Indonesia Malaysia. 

Kedepan juga berharap pembangunan PLBN Jagoi Babang Serikin terbangun,” paparnya. 

Ia menambahkan garis perbatasan di Serawak, memiliki 166 Kilometer dengan masyarakat yang bermukim diantaranya dengan kekerabatan yang sangat tinggi,  antara masyarakat Indonesia dan Malaysia,  meski secara hukum masing – masing memiliki aturannya sendiri. 

“Beberapa aturan dikedua negara,  jangan sampai memutuskan darah yang turun temurun,” tuturnya. 

Datuk Haji Muhammad Abu Bakar Bin Marzuki selaku Ketua Pengurus JKK Sosek Malindo Malaysia melalui Delegasi Serawak Malaysia, Baklan Bangik,  mengatakan bahwa pertemuan Sosek Malindo bagi kedua negara ini tentu dapat menyelesaikan permasalahan di dua negara dan telah terjalin selama 34 Tahun. 

“Berjaya diselesaikan melalui forum ini dan diselesaikan oleh forum ini. Melalui Sosek Malindo meningkatkan kehidupan berkualitas bagi masyarakat dua negara baik dari sisi Kalimantan dan Serawak,” urainya. 

Menurutnya apa yang dilaksanakan oleh anggota Sosek Malindo ini hasilnya akan dilihat kedepan bagi masyarakat dua negara. 

“Suasana harmoni dan suasana persahabatan yang tunggu, diskusi antar pemerintahan dengan negosiasi,  win win solution,” terangnya. 

Ia menjelaskan perubahan kerajaan Melayu Malaysia dengan perkembangan ekonomi lebih berkesan termasuk dalam keadaan saat ini yang memasuki tingkat perekonomian menengah di dunia. 

Indonesia, salah satu negara yang menjadi panduan bagi Malaysia setelah Singapura dan Thailand dalam perkembangan ekonomi dunia. 

“Perdagangan antara Serawak dan Indonesia hingga December meningkat tentu melalui pertemuan Sosek Malindo ini. Tidak hanya tingkat ekonomi, terkait sosialisasi vaksin rabies juga menjadi perhatian Malaysia,” katanya. 

Ia berharap Sosek Malindo ini akan terus kekal tentu demi pembangunan Malaysia-Indonesia termasuk Serawak-Kalimantan Barat dikemudian hari. 

Penulis: Dina Prihatini Wardoyo

Editor: Kundori