Talis Yohanes, karyawan PT. Agro Andalan terlantar sampai meninggal
![]() |
Talis Yohanes saat masih hidup |
![]() |
Atayu, istri korban |
Sekadau (Suara Kalbar)-Sebelum terkena tumpahan racun dipundaknya Talis Yohanes (48) sebenarnya sehat-sehat saja. Karyawan harian dari anggota semprot rumput (Cemes istilah di PT. Agro Andalan) ini meninggal dunia secara menyedihkan lantaran sakit akibat terkena racun di pundaknya, sewaktu kerja di PT. Agro Andalan tahun 2015.
“Awalnya hanya melepuh biasa di pundak bagian kiri bapak.Karna terkena racun,luka dipundak bapak semakin lama semakin menbesar, akibat terinfeksi oleh kandungan racun rumput. Karna bapak memang tenaga kerja semprot rumput atau pembunuh gulma, kalau di Perusahaan disebut Cemes,”kata Atuyu Makarina istri amlarhum Talis Yahones kepada awak Media Jumat (21/9/18) di rumahnya,di desa Tapang Perodah.
Karena sakit tak mampu kerja lagi lanjut Atuyu,akhirnya alamarhum Talis berhenti kerja dari PT. Agro Andalan sekitar Februari tahun 2017 lalu.
Hampir setahun lebih terbaring sakit tak mampu bergerak menahan sakit,karena luka dipundaknya akibat terinpeksi racun yang semakin hari semakin membesar dan sebagai upaya pengobatan oleh keluaraga waktu sakit, almarhum sudah dibawa berobat kemana-mana. Akhirnya pada bulan Agustus tepatnya tanggal 20,almarhum Talis Yohanes menghembuskan nafas terakhir dirumahnya.
“Sewaktu bapak sakit di rumah, pihak perusahaan belum pernah mendatangi almarhum dengan maksud baik.Sepertinya,perusahaan masa bodoh dengan kondisi kesehatan almarhum. Dengan biaya seadanya dari kami, almarhum kami bawa ke RSU Sudarso di Pontianak, disana almarhum di rawat selama tiga minggu. Karena tidak ada perubahan,dan keluarga tidak ada biaya lagi,akhirnya Bapak dibawa pulang ke rumah,”cerita Atayu sedih.
Kini lanjut Atuyu dirinya harus berperan sebagai ayah,dan juga ibu untuk anak-anaknya.Kini,untuk menghidupkan ekonomi keluarganya dirinya bekerja sebagai karyawan di PT. Agro Andalan juga sebagai tenaga Cemes seperti almarhum.
“Sekarang saya harus berperan sebagai ibu dan ayah untuk anak-anak saya,” ucap Atayu dengan wajah sedih.
Almarhum meningalkan seorang istri dan tujuh orang anak yang bungsu masih ikut PAUD.
Sejak sakit, perusahaan tak pernah datang, sakit dilokasi hanya di antar oleh mandor sampai ke dusun Tolok Agong. Kemudian sang mandor atas nama Gio,nitip sama anak pak talis atas nama Krismi padahal sedang sakit. Kemudian Krismi lah yang membawa almarhum ke rumah.
“Bahkan pada hari mulai sakit, pak Talis hanya dibayar setengah HK, saja, oleh perusahaan,dan pihak perusaha tidak pernah membayar tenaga harian, sesuai UMR,”kata Atayu.
Atayu bersama almarhum Talis Yohanes memiliki tujuh orang anak masing -masing, Damtri, Ace Elisabet, Dokan, Krismi, Imi Agata, magdalena, dan Ratna yang masih TK.
Kini Atayu hanya hidup dari belerja sebagai tenaga harian seperti almarhum suaminya di PT.Agro Andalan, karena kata Atayu untuk memgobati almarhum suaminya selama lebih dari setahun sakit, dia sudah menjual hampir semua harta bendanya.
Ditemui terpisah pada Senin ( 24/9) Sarifuddin kepala CSR PT.Agro Andalan kepada sejumlah wartawan di kantor Site kebun di Desa Setawar kecamatan Sekadau Hulu mengatakan, masalah Talis Yohanes sudah di selesaikan pada Sabtu ( 22/9/ 2018) oleh pimpinanan nya, namun saat diminta menunjukan bukti penyelesaian masalah saudara Almarhum Talis Yohanes,Sarifudin tidak bisa menunjukan buktinya itu.
Penulis: Sudarno
Editor: Kundori
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now