SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Mempawah Disdikporapar Mempawah Seminarkan Tiga Buku Budaya untuk WBTb

Disdikporapar Mempawah Seminarkan Tiga Buku Budaya untuk WBTb

Seminar tiga buku budaya yang dilaksanakan Bidang Parbud Disdikporapar Kabupaten Mempawah sebagai syarat untuk usulan WBTb 2022 dan 2023. SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. IST

Mempawah (Suara Kalbar) – Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disdikporapar) Kabupaten Mempawah melalui Bidang Parbud melaksanakan seminar tiga buah buku budaya pada 8-9 Februari 2022.

Ketiganya adalah Buku Budaya Sahur Sahur Kabupaten Mempawah, Buku Aek Serbat Kabupaten Mempawah, serta Kumpulan Bahasa Melayu Mempawah yang berkerja sama dengan MABM Kabupaten Mempawah.

Kabid Pariwisata Disdikporapar, Raja Fajar Azansyah, mengatakan, seminar buku Budaya Sahur Sahur Kabupaten Mempawah dan Aek Serbat Kabupaten Mempawah merupakan sebagai salah satu syarat usulan WBTb (Warisan Budaya Takbenda) Indonesia.

“Kedua warisan ini akan kita usulkan untuk proses penetapan. Sementara untuk melalui proses penetapan diperlukan syarat-syarat, yaitu, dokumentasi, video, serta literasi pendukung,” katanya.

Literasi pendukung dimaksud adalah untuk menjelaskan atau memperkuat bahwa sebuah WBTb yang diusulkan itu benar-benar sebuah warisan budaya dari Mempawah, yang masih terus dilestarikan serta telah berumur lebih dari 50 tahun.

Sedangkan untuk Kumpulan Bahasa Melayu Mempawah untuk pengusulan WBTb tahun 2023, dan ini baru proses seminar pertama yang mengandeng MABM Kabupaten Mempawah dan para tokoh masyarakat.

“Banyak catatan dan masukan yang masih perlu diperbaiki guna menggali lebih banyak lagi kata atau kosakata yang memang khas Melayu Mempawah,” ujar Fajar.

Untuk WBTb 2022, Pemerintah Kabupaten Mempawah melalui Disdikporapar akan menyampaikan empat usulan, terdiri atas Tari Zepin Langkah, Betangas, Aek Serbat serta Budaya Sahur Sahur yang memang telah menjadi even pariwisata unggulan Kabupaten Mempawah dan satu-satunya yang ada di Kalimantan Barat.

Budaya membangunkan orang untuk sahur ini telah menjelma menjadi sebuah festival. Selain untuk menjaga kelestarian budaya, juga diharapkan sebagai edukasi untuk menyiarkan agama Islam.

“Galaherang Kreasindo merupakan EO yang menginisiasi kegiatan festival ini dan menjadi mitra Pemerintah Kabupaten Mempawah dalam melestarikan salah satu warisan budaya Mempawah itu,” ungkap Fajar lagi.

Karenanya, ia mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Mempawah, jika ada warisan budaya yang memang sudah berumur lebih dari 50 tahun, masih terjaga, dan mempunyai catatannya, silakan menghubungi Bidang Pariwisata Disdikporapar.

“Mari kita sama-sama mengusahakan agar kebudayaan (kesenian, kuliner, cerita rakyat, adat istiadat, permainan tradisional) tersebut dapat dijadikan WBTb Indonesia,” tutup Raja Fajar Azansyah.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan