Kompaknya Nelayan Sungai Dungun saat Merintis Budidaya Udang Vanname
Mempawah (Suara Kalbar) – Sejak program transformasi nelayan digulirkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, nelayan Sungai Kunyit diberikan banyak keterampilan dan bantuan modal agar bisa merintis usaha di masa depan.
Tidak sekedar menjadi sarana penghidupan, program ini justru memupuk kebersamaan, kekompakan dan kreativitas para nelayan.
Suasana kompak tampak nyata saat SUARAKALBAR.CO.ID beranjangsana di titik budidaya udang Vanname di Dusun Satria, Desa Sungai Dungun, Rabu (29/12/2021).
Saat tiba di sana, Kelompok Nelayan Tunas Jaya Baru tengah mendapat supervisi Tim PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI).
PT PMLI adalah konsultan yang dipercaya Pelindo untuk mewujudkan program transformasi nelayan Sungai Kunyit yang terdampak pembangunan Terminal Kijing dengan tagline “Smart Aquaculture”.
Sabran, Ketua Kelompok Nelayan Tunas Jaya Baru, mengatakan, pada hari kedelapan benur udang Vanname ditebar ke kolam bioflok, dirinya dan seluruh anggota kelompok secara bergiliran menjaga kolam budidaya.
“Awalnya memang tampak sedikit rumit, tapi setelah dijalani, justru kami merasa bersyukur diberikan kesempatan oleh PT PMLI Sub Pelindo untuk membudidayakan udang Vanname,” ujar Sabran.
Sabran dan anggota Kelompok Nelayan Tunas Jaya Baru ini, dulunya adalah para nelayan juluk sungkur dan nelayan tangkap.
Mereka mengaku, benar-benar terdampak dengan adanya pembangunan Terminal Kijing.
“Tapi dengan adanya program transformasi PT Pelindo ini, kami semua akhirnya mendapat bekal cukup untuk merintis usaha yang berhubungan erat dengan sektor laut, yakni budidaya udang Vanname,” tutur dia.
Budidaya udang Vanname ini, tambah Sabran, tidak memerlukan lahan yang luas untuk membangun empat kolam bioflok.
Dari empat kolam itu, hanya tiga yang digunakan untuk budidaya, sementara satu kolam lagi sebagai wadah cadangan air laut jika kolam-kolam butuh tambahan air.
Dan agar budidaya berjalan sukses hingga panen, maka Sabran mengungkapkan, jelas dibutuhkan kebersamaan seluruh anggota kelompok nelayan.
“Kolam ini kami jaga 24 jam secara bergiliran. Di sini lah tumbuh kekompakan dan saling pengertian diantara kami agar udang Vanname tumbuh besar seperti yang kami harapkan hingga panen nanti,” tegasnya.
Dalam proses menjaga, banyak hal yang harus diperhatikan. Misalnya, mempertahankan kondisi air yang meliputi pengecekan oksigen, PH air, kadar garam dan lain sebagainya.
Setelah itu, pengaturan pemberian pakan yang dilakukan empat kali dalam sehari. Sebelumnya, diberikan pula molase 1:1 dengan pakan, pada pukul 06.00 WIB.
“Sedangkan jadwal pemberian pakan harus tetap waktu, yakni jam 7 pagi, jam 11 siang, jam 3 sore, hingga jam 7 malam,” katanya lagi.
Yang harus ekstra dijaga adalah jika terjadi pemadaman listrik yang berakibat putusnya suplai oksigen dari blower ke tiga kolam mereka.
“Karena itu, kami tetap menyiapkan genset agar di saat terjadi pemadaman listrik, suplai oksigen tetap berjalan seperti biasa,” katanya.
Ia mengakui, dalam merintis usaha awal ini, pihaknya kadang menemui beberapa kendala.
Tapi dengan kebersamaan para anggota kelompok nelayan, ditambah lagi kehadiran pendamping dari PT PMLI yang tiap hari datang, semua kendala dapat diatasi.
Ia yakin, dengan semua bantuan pengetahuan, permodalan dan pendampingan dari PT PMLI Sub Pelindo ini, budidaya Vanname akan berjalan seperti yang diharapkan.
“Dengan ijin Allah taala, budidaya udang Vanname ini kami yakini akan berhasil. Ini bisa menjadi sandaran mata pencaharian baru kami saat Terminal Kijing beroperasi,” ujarnya.
Karena itu, Sabran mengucapkan terima kasih kepada Pelindo, PT PMLI dan semua pihak yang telah membantu para nelayan terdampak Terminal Kijing agar bisa mandiri di masa depan.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




