SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Mempawah Kisah Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD dr Rubini, Beratnya Tuntutan Tugas dan Resiko Tertular Corona

Kisah Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD dr Rubini, Beratnya Tuntutan Tugas dan Resiko Tertular Corona

SALAT JENAZAH. Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD dr Rubini Mempawah usai melaksanakan tahapan fardhu kifayah, selanjutnya menggelar salat jenazah bagi pasien beragama Islam yang meninggal dunia. Tugas yang mulia ini mereka jalankan di tengah ancaman tertular virus Corona. SUARAKALBAR.CO.ID/Dok. RSUD dr Rubini

Mereka disebut Tim Pemulasaran Jenazah. Tugasnya amat mulia, yakni mengurus jenazah pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Termasuk tahapan fardhu kifayah bagi jenazah yang beragama Islam. Suka-duka tentu tak terkira. Berikut liputannya.

Mempawah (Suara Kalbar) – Pagi beranjak siang. Saat saya datang, waktu menunjukkan pukul 11.45 WIB, Kamis (22/7/2021). Suasana di RSUD dr Rubini Mempawah tampak lengang.

Setelah mendapat ijin peliputan dari Direktur RSUD, dr. David Sianipar, saya menuju ke Instalasi Pemulasaran Jenazah. Letaknya paling belakang kompleks rumah sakit.

Saya sempat bertemu dengan seorang anggota Satuan Intel Polres Mempawah. Ternyata ia sedang melaksanakan pendataan karena dua pasien Covid-19 kembali meninggal dunia.

Tampak di kejauhan, Kasat Sabhara Polres Mempawah, AKP Gatot Poerwarno, dan Paur Humas, Bripka Susworo Putu Sastro, juga melaksananakan tugas masing-masing.

Seperti biasa, Gatot Poerwarno bersama anggotanya akan mengawal jenazah menuju pemakaman. Sementara Susworo mengambil sejumlah momen dengan kamera videonya.

Hajjah Cempaka Sandra Sari, Penanggung jawab Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD dr Rubini, menerima saya dengan ramah. Ia baru saja melepaskan alat pelindung diri (APD) usai menangani jenazah pasien Covid-19.

“Akhir-akhir ini kami bekerja sangat sibuk. Kemarin saja, empat pasien meninggal dunia. Dan hari ini, kembali dua yang meninggal dunia, sehingga harus kami tangani pemulasaran jenazahnya,” ujar Cempaka yang akrab disapa Ican.

Sambil menyeka keringat, Ican menjelaskan seputar proses pengurusan jenazah, khususnya pasien Covid-19 di tengah ancaman tertular Corona, hingga tuntutan kerja yang amat berat.

Belum lagi, soal masih adanya kecurigaan masyarakat, bahwa jenazah tak diurus dengan baik, dan mengabaikan syariat Islam atau fardhu kifayah bagi jenazah muslim.

 

Proses Penanganan Jenazah

Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD dr Rubini Mempawah berjumlah delapan orang. Sementara Ican ditunjuk sebagai penanggung jawab.

“Rata-rata kami sebenarnya punya tugas pokok yang lain. Saya sendiri bertugas di Poli VCT. Namun karena ditunjuk untuk jadi bagian Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19, saya harus jalankan perintah pimpinan,” ujarnya.

Ican pun menguraikan tahapan penanganan jenazah yang sejak pandemi Covid-19 menjadi semakin berat dan penuh tantangan.

Ia memaparkan, saat Tim Pemulasaran Jenazah mendapat informasi dari Tim Isolasi Covid-19 bahwa ada pasien yang meninggal dunia, ia selaku penanggung jawab langsung berkoordinasi dengan awak tim.

Kemudian, dilakukan penjemputan jenazah dari Ruang Isolasi untuk dibawa ke Instalasi Pemulasaran.

“Untuk tim internal, kami berjumlah delapan orang. Internal maksudnya, kami semua tenaga kesehatan di RSUD dr Rubini. Sementara eksternal satu orang, yaitu bapak Lendra Ariyadi selaku petugas fardhu kifayah jenazah laki-laki,” jelas Ican.

Namun untuk fardhu kifayah jenazah muslim berjenis kelamin perempuan, maka Ican yang mengambil alih bersama tim nakes wanita.

Jadi, katanya, tim dibedakan menurut jenis kelamin jenazah. Jika jenazah laki-laki, tim yang bekerja adalah tim pemulasaran laki-laki. Begitu juga dengan jenazah perempuan, maka yang bekerja adalah tim pemulasaran perempuan.

“Jika yang meninggal dunia adalah non muslim, maka kami petugas internal yang melakukan pemulasaran jenazah tidak memanggil petugas eksternal. Prinsipnya, penanganan jenazah harus dilakukan dengan bersih!” ungkap dia.

Sementara untuk jenazah muslim, maka pihaknya akan melaksanakan beberapa tahapan yang harus sesuai dengan syariat Islam, termasuk soal fardhu kifayah.

Nah, begitu mendapat informasi ada pasien yang meninggal dunia, maka timnya langsung bergerak.

Misalnya yang meninggal adalah pasien muslim, maka langsung dilakukan proses memandikan, mengkafankan dan disalatkan, kemudian selanjutnya diantar ke pemakaman.

 

Perlu Bantuan Satgas Covid-19

Namun yang kini menjadi kendala terbesar mereka adalah, terbatasnya jumlah personel untuk memakamkan jenazah di pemakaman.

Saat kasus kematian Covid-19 di RSUD dr Rubini masih minim, Tim Pemulasaran Jenazah tidak terlalu kerepotan untuk mengurus jenazah dan mengantar ke pemakaman, bahkan hingga memasukkan jenazah ke liang lahat.

“Namun saat angka kematian begitu tinggi, kami benar-benar kerepotan. Di satu sisi, ada satu jenazah pasien harus kami antarkan dan kami makamkan, sementara di waktu yang sama, datang lagi jenazah yang harus kami tangani di Instalasi Pemulasaran,” ujarnya.

Dengan pola kerja yang dikejar-kejar tuntutan tugas seperti itu, Tim Pemulasaran Jenazah RSUD dr Rubini kadang kewalahan.

“Istilahnya, kejar sana-kejar sini. Ini membuat kami kelabakan. Jika tuntutan tugas hanya memandikan, mengkafankan dan menyalatkan, kami tidak terlalu repot,” beber Ican lagi.

“Namun jika harus memakamkan lagi jenazah, bahkan menimbun tanah di pemakaman, ini yang membuat kami sangat kerepotan. Kecuali, tidak banyak kasus kematian terjadi di rumah sakit,” paparnya.

Misalnya pada Rabu (22/7/2021) kemarin, ada empat kasus kematian di RSUD dr Rubini. Itu sama artinya, ada empat jenazah yang harus segera ditangani.

“Anda bayangkan, bagaimana keempat jenazah itu harus kami tangani dalam satu waktu. Kami benar-benar harus bekerja ekstra keras,” tukasnya.

Hingga akhirnya, saat satu jenazah tengah ditangani, tiga jenazah lain harus menunggu beberapa waktu.

Hal ini, menurutnya, harus segera dicarikan solusi oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Mempawah dan Satgas Covid-19 Kecamatan, untuk membentuk tim khusus di pemakaman.

“Setidaknya, tugas kami hanya mengantar jenazah ke pemakaman, selanjutnya ada tim lain yang membantu kami untuk proses pemakaman. Dengan demikian, kami tidak terlalu kerepotan, dan hasil kerja kami juga maksimal,” tegasnya.

 

Libatkan Pihak Keluarga Pasien

Dalam menangani jenazah Covid-19 di RSUD dr Rubini, tim pemulasaran ini harus siap bekerja 24 jam. Pagi, siang, malam, bahkan hingga dinihari lagi, mereka terus menangani jenazah tanpa berkeluh-kesah.

Dan untuk menepis munculnya kecurigaan atau pertanyaan masyarakat terkait penanganan jenazah, Ican mengatakan, pihaknya selalu melibatkan pihak keluarga pasien.

Bahkan, keluarga pasien diperbolehkan untuk ikut memandikan dan mensalatkan dengan APD sesuai standar.

Yang kadang membuat Tim Pemulasaran Jenazah ini merasa sedih adalah, tidak bijaknya netizen atau pengguna media sosial Facebook dalam menyikapi penanganan jenazah di RSUD dr Rubini.

“Kami sedih, kadang dihujat terus-menerus di media sosial. Padahal kami ini bekerja ikhlas demi masyarakat, demi negara, dan demi tanggung jawab kami sebagai tenaga kesehatan,” katanya.

Misalnya, beberapa waktu lalu, Ican sampai harus memberikan klarifikasi di media sosial, saat ada hujatan netizen yang mempertanyakan kenapa jenazah tidak bisa dilihat pihak keluarga.

“Padahal, jangan salah, pihak keluarga selalu kami libatkan dalam penanganan jenazah. Pihak keluarga kami ajak rembuk, dan dipersilahkan datang ke Instalasi Pemulasaran Jenazah RSUD dr Rubini dengan protokol kesehatan ketat,” katanya.

Dan dengan penjelasan yang edukatif, semua pihak keluarga justru bisa memahami proses penanganan jenazah, karena mereka melihat sendiri semua tahapan telah dijalankan dengan baik dan benar.

“Misalnya, untuk jenazah muslim, seperti yang saya katakan tadi, ditangani sesuai dengan syariat Islam. Tidak boleh sembarangan!” katanya.

Bahkan pihak keluarga yang datang, selalu mengucapkan terima kasih, memberikan apresiasi, dan mendukung kerja keras Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 di RSUD dr Rubini.

Karena itu, ia berharap, masyarakat atau netizen di Kabupaten Mempawah, dapat lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Jika ingin informasi lebih lengkap, silakan datang langsung ke RSUD dr Rubini, jangan lah membuat hal-hal kontraproduktif di media sosial,” pungkasnya.

Dari wawancara dengan Hajjah Cempaka Sandra Sari atau akrab disapa Ican, selaku Penanggung Jawab Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD dr Rubini, maka dapat disimpulkan, penanganan jenazah sudah dilakukan sebaik-baiknya, termasuk tahapan fardhu kifayah bagi yang beragama Islam.

Dan tak kalah penting, perlunya Satgas Covid-19 Kabupaten Mempawah dan Satgas Covid-19 tiap-tiap kecamatan untuk membentuk tim khusus penanganan jenazah saat proses pemakaman.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan